Publikbicara.com– Jika Anda berkunjung ke Makassar, jangan lewatkan salah satu destinasi wisata sejarah yang paling ikonik di Sulawesi Selatan: Fort Rotterdam.
Terletak di tepi barat Kota Makassar, tepat di dekat pantai, benteng tua ini bukan sekadar bangunan kuno—ia adalah saksi bisu dari pergolakan sejarah panjang antara Kerajaan Gowa Tallo dan kekuatan kolonial VOC.
Benteng ini awalnya dibangun oleh Kerajaan Gowa Tallo pada abad ke-17 menggunakan bahan dasar tanah liat.
Namun, seiring waktu dan kebutuhan militer yang semakin tinggi, struktur benteng diperkuat dengan batu padas agar mampu bertahan dari serangan.
Keberadaan Fort Rotterdam menjadi simbol penting dari kejayaan dan ketahanan kerajaan maritim terbesar di kawasan Indonesia Timur saat itu.
Nama “Fort Rotterdam” baru disematkan setelah benteng ini jatuh ke tangan VOC. Cornelis Speelman, pemimpin militer Belanda yang memimpin penaklukan Makassar, menamainya sesuai dengan kota kelahirannya di Belanda.
Di bawah kekuasaan VOC, benteng ini difungsikan sebagai pusat pertahanan strategis sekaligus tempat penyimpanan rempah-rempah yang menjadi komoditas utama perdagangan pada masa itu.
Kini, Fort Rotterdam tak lagi dipenuhi pasukan atau meriam. Sebaliknya, kawasan benteng ini menjadi salah satu destinasi wisata sejarah paling populer di Sulawesi.
Pengunjung bisa menjelajahi bangunan-bangunan tua bergaya arsitektur Eropa yang masih terjaga, menyusuri lorong-lorong batu yang sunyi, hingga menikmati pameran budaya dan sejarah di museum yang berada di dalam area benteng.
Selain keindahan arsitektur dan nilai sejarahnya, Fort Rotterdam juga menjadi lokasi favorit untuk berfoto, belajar sejarah lokal, hingga menjadi tempat berlangsungnya berbagai kegiatan seni dan budaya.
Dengan perpaduan antara kekayaan sejarah dan pesona visual, Fort Rotterdam bukan hanya menjadi kebanggaan warga Makassar, tetapi juga magnet wisata yang menghubungkan masa lalu dan masa kini.
Bagi para pelancong, mengunjungi benteng ini berarti menyusuri babak penting dalam sejarah Nusantara yang tak boleh dilupakan.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













