Beranda News Dukungan Diam-Diam Saudi dan Qatar ke Sistem Pertahanan Rudal AS-Israel Terkuak di...

Dukungan Diam-Diam Saudi dan Qatar ke Sistem Pertahanan Rudal AS-Israel Terkuak di Tengah Memanasnya Konflik Iran

Publikbicara.com– Di balik ketegangan yang semakin membara antara Iran dan Israel, dua negara Teluk, Arab Saudi dan Qatar, dikabarkan memberikan dukungan teknis yang krusial bagi sistem pertahanan rudal yang dioperasikan oleh Amerika Serikat dan Israel.

Meskipun tidak menyatakan sikap politik secara terbuka, keterlibatan keduanya dinilai memainkan peran penting dalam dinamika keamanan kawasan.

Informasi yang dilansir The Cradle, Minggu (15/6), menyebutkan bahwa baik Riyadh maupun Doha diam-diam mengizinkan penggunaan wilayah udara dan fasilitas militer mereka untuk mendukung jaringan pertahanan rudal regional milik AS dan Israel.

READ  Indonesia Siap Ekspor Listrik ke Singapura, Investasi Hijau Capai Rp162 Triliun

Sistem ini berfungsi untuk melacak dan mencegat serangan rudal balasan Iran, termasuk yang terjadi pada Jumat (13/6) lalu.

Qatar dan Radar Strategis

Qatar tercatat menjadi salah satu titik penting dalam sistem pertahanan ini, terutama melalui keberadaan radar canggih AN/TPY-2 di dekat Pangkalan Udara Al Udeid.

Radar ini berperan sebagai elemen utama dalam sistem peringatan dini, memungkinkan deteksi dini atas peluncuran rudal Iran dan memperluas jangkauan pantauan militer AS-Israel di kawasan Teluk.

READ  Wakil Bupati Bogor Bergerak: Bukti Komitmen Pemerintah Kabupaten Bogor Terhadap Tol Tambang

Peran Arab Saudi dalam Diam

Sementara itu, Arab Saudi juga dikabarkan menyediakan dukungan tidak langsung melalui izin operasional bagi sistem radar dan pelacakan rudal yang digunakan oleh sekutu-sekutunya.

Meskipun Kerajaan belum mengeluarkan pernyataan resmi, tindakan ini dipandang sebagai langkah strategis yang menempatkan mereka sebagai pemain belakang layar dalam konflik yang mereka jaga jarak secara diplomatik.

READ  Puskesmas Curug Bitung Akhirnya Dapat Titik Terang: DPRD Bogor Desak Dinkes Realisasikan Anggaran Rp1,3 Miliar Tahun Ini

Pengamat: “Netralitas Aktif” atau Tekanan Geopolitik?

Langkah diam-diam kedua negara ini menimbulkan pertanyaan besar di kalangan pengamat.

Apakah ini bentuk “netralitas aktif” di mana mereka berusaha menjaga kestabilan kawasan tanpa memihak secara eksplisit?

Atau apakah ini hasil tekanan geopolitik dari Washington, mengingat hubungan keamanan yang erat antara AS dan negara-negara Teluk?

READ  Warga Sukawangi Protes Stiker "Kawasan Hutan": Resah akan Nasib Tanah Leluhur

“Arab Saudi dan Qatar jelas berusaha menjaga jarak dari konflik secara politik, tapi realitas strategis di kawasan memaksa mereka terlibat dalam skema pertahanan kolektif,” ujar analis geopolitik Timur Tengah, Firas Al-Mashriqi, kepada media internasional.

Isyarat Pergeseran Dinamika Regional

Dukungan teknis ini menunjukkan bahwa konflik Iran-Israel tak lagi terbatas pada dua negara tersebut, melainkan melibatkan kepentingan lebih luas di kawasan.

Bahkan negara-negara yang tampak ‘netral’ mulai memainkan peran signifikan di balik layar.

READ  Puskesmas Curug Bitung Akhirnya Dapat Titik Terang: DPRD Bogor Desak Dinkes Realisasikan Anggaran Rp1,3 Miliar Tahun Ini

Situasi ini bisa menjadi indikasi pergeseran arah kebijakan pertahanan di Teluk, dari yang semula pasif menjadi lebih aktif dan terkoordinasi dengan kepentingan Barat dan Israel meski tetap dibalut dengan diplomasi hati-hati.

Konflik yang Tak Lagi Hitam Putih

Di tengah narasi besar antara Iran dan Israel, keterlibatan negara-negara Teluk dalam sistem pertahanan rudal ini memperjelas bahwa peta konflik regional kini semakin kompleks.

Ketegangan tidak hanya berlangsung di medan perang dan ruang diplomasi, tetapi juga dalam radar-radar senyap dan izin-izin udara yang jarang disorot.

READ  Warga Sukawangi Protes Stiker "Kawasan Hutan": Resah akan Nasib Tanah Leluhur

Dengan situasi yang kian dinamis, dunia menunggu apakah keterlibatan “di balik layar” ini akan terus bertahan dalam diam, atau kelak menjadi kartu terbuka dalam konstelasi politik Timur Tengah yang terus berubah.***

Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow

Artikulli paraprakIndonesia Siap Ekspor Listrik ke Singapura, Investasi Hijau Capai Rp162 Triliun
Artikulli tjetërUsai Tragedi Pesawat di India: Indonesia Pastikan Tidak Operasikan Boeing 787-8 Dreamliner, Kemenhub Perketat Pengawasan Maskapai Asing