Publikbicara.com– Kabupaten Bogor kembali menjadi sorotan karena karena fakta mencengangkan yakni, daerah dengan jumlah penduduk terbanyak di Jawa Barat ini tercatat sebagai pengidap HIV terbanyak kedua di provinsi ini.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Agus Fauzi menilai itu bagian dari prestasi, hal itu diungkapkannya saat ditemui pewarta.
Menurutnya, lonjakan jumlah kasus bukan semata-mata karena penyebaran, tapi juga hasil dari masifnya deteksi dini yang dilakukan pihaknya.
“Peningkatan kasus ini karena kami sekarang mengoptimalkan skrining dan deteksi dini. Kita aktif mencari, jangan sampai penderita HIV jadi sumber penularan diam-diam di tengah masyarakat,” ungkap Agus. Jumat, (30/05/2025).

Ia menyebut, fenomena HIV seperti gunung es, yang tampak hanya sebagian kecil, sementara yang tak terlihat jauh lebih besar. Karena itu, Dinkes memperluas jangkauan skrining hingga ke populasi kunci dan komunitas rentan.
“Kami tidak mau menutup nutupi data. Justru kita ingin membongkar semuanya. Jangan sampai penderita HIV tersembunyi dan tanpa pengobatan,” ujarnya dengan tegas Agus.
Agus juga menyinggung pentingnya mengubah stigma negatif terhadap penderita HIV. Menurutnya, diskriminasi sosial adalah hambatan terbesar dalam proses penyembuhan dan pencegahan penularan.
“Masih banyak masyarakat yang menganggap penderita HIV sebagai sumber penyakit yang harus dijauhi. Ini keliru. Mereka bukan untuk diasingkan, tapi dirangkul agar mau menjalani pengobatan,” katanya.

Saat ini, tercatat lebih dari 4.000 kasus HIV di Kabupaten Bogor. Dan jumlah itu diperkirakan masih bisa terus bertambah seiring perluasan cakupan deteksi.
“Jumlah pasti yang tercatat total 4.801 kasus.” timpal Adang Mulyana, salah satu Kabid di Dinkes saat mendampingi Sekretaris Dinas Kesehatan pada Rabu, 27 Mei 2025
Lebih lanjut, Agus memastikan bahwa pengobatan bagi penderita HIV telah disiapkan dengan baik.
Puskesmas di beberapa wilayah seperti Leuwiliang, Cibungbulang, dan Jasinga telah menjadi layanan PDF (Pelayanan Dukungan dan Pengobatan) HIV yang siap menangani pasien.
“Pengobatan gratis, tidak ada alasan lagi untuk takut. Kabupaten Bogor sudah UHC (Universal Health Coverage). Akses ke pengobatan semakin terbuka,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa upaya saat ini bukan hanya soal penanganan medis, tapi juga edukasi, penyuluhan, dan kolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari LSM, KPAI, hingga lembaga masyarakat lain untuk menjangkau mereka yang rentan dan membawa mereka ke layanan kesehatan.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













