Beranda Daerah Ganti Nama RSUD Jadi Nama Pahlawan, JAKER Bogor: Ini Langkah Berani Lawan...

Ganti Nama RSUD Jadi Nama Pahlawan, JAKER Bogor: Ini Langkah Berani Lawan Amnesia Sejarah!

Logo Jaringan Kebudayaan Rakyat (JAKER)

Publikbicara.com– Di tengah kritik atas rencana Pemerintah Kabupaten Bogor mengganti nama sejumlah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bogor, dukungan tegas justru datang dari kalangan pegiat budaya.

Jaringan Kebudayaan Rakyat (JAKER) Kabupaten Bogor menyatakan dukungan penuh terhadap kebijakan tersebut, yang dinilai sebagai langkah strategis melawan krisis identitas dan minimnya literasi sejarah di kalangan generasi muda.

Ketua JAKER Kabupaten Bogor, Fajrin Ramadhani, menegaskan bahwa mengganti nama RSUD dengan nama-nama pahlawan nasional adalah bentuk penghormatan terhadap sejarah dan perjuangan bangsa.

READ  Tiga Tokoh Organisasi Bisnis di Cilegon Jadi Tersangka Dugaan Pemerasan Perusahaan Asing

“Tentu kami, Jaringan Kebudayaan Rakyat Kabupaten Bogor, sangat mendukung langkah Bapak Bupati Rudy Susmanto. Ini bukan sekadar ganti nama, ini adalah upaya membangkitkan kembali kesadaran sejarah yang mulai kabur,” tegas Fajri saat dijumapai di kediamannya.Sabtu, (17/05/2025).

Fajrin Ramadhani, Ketua Jaker Kabupaten Bogor

Senada dengan itu, Bendahara JAKER, yang akrab disapa Kang Dery, mengingatkan bahaya besar dari melupakan sejarah.

Ia mengutip pandangan Juri Lina dalam bukunya Architect of Deception, yang menyebut bahwa penjajahan paling berbahaya dimulai dari pengaburan sejarah.

READ  Duet Elkan Baggott dan Jay Idzes di Lini Belakang? Ini Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs China di Kualifikasi Piala Dunia 2026

“Juri Lina mengatakan, untuk menjajah suatu bangsa, kaburkan sejarahnya, hancurkan bukti-bukti sejarahnya agar tak bisa dibuktikan kebenarannya, dan putuskan hubungan mereka dengan leluhurnya. Katakan bahwa leluhur mereka bodoh dan primitif. Ini sangat berbahaya,” tegas Kang Dery.

R.M Dery, Ketua Bidang Advokasi Jaker Bogor

JAKER Bogor menilai langkah Bupati Rudy Susmanto bukan hanya simbolik dan tidak memiliki urgensi, tetapi itu juga mendidik di tengah derasnya arus globalisasi dan digitalisasi yang kerap menjauhkan generasi muda dari akar budayanya, inisiatif ini dianggap sebagai angin segar.

“Ini bukan hanya soal papan nama rumah sakit, ini tentang bagaimana kita membingkai masa depan dengan menghargai masa lalu,” timpal Ketua Jaker Bogor, Fajrin Ramadhani menutup.***

Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow

Artikulli paraprakTiga Tokoh Organisasi Bisnis di Cilegon Jadi Tersangka Dugaan Pemerasan Perusahaan Asing
Artikulli tjetërSaat Dua Tokoh Pers Menyatukan Hati: Kesepakatan Jakarta dan Janji Persatuan PWI