Publikbicara.com – Cerita Rakyat, di tanah yang ditumbuhi legenda, di mana hutan masih bersuara dan angin membisikkan rahasia masa lalu.
Suatu ketika, hiduplah sebuah kisah tentang Panji Laras dan seekor Ayam yang mengajarkan bahwa kekuasaan tak selamanya abadi, dan keberanian kadang datang dari sosok yang tak pernah diduga.
Konon, kerajaan megah pernah dipertaruhkan hanya karena seekor Ayam. Bukan Ayam biasa, tapi Ayam yang membawa takdir dalam cakarnya, dan kehormatan di setiap geraknya.
Dari Ayam dan Panji Laras, cerita tentang harga diri dan kekuasaan pun digelar layaknya wayang di panggung langit.

Panji Laras anak kecil yang dibuang ke hutan, dicap ancaman oleh mereka yang mabuk jabatan adalah simbol dari mereka yang disingkirkan demi kekuasaan. Namun alam tak tinggal diam.
Seekor elang menjatuhkan telur Ayam ke pelukannya. Ayam itu, tumbuh besar dalam dekapan hutan, menyerap kekuatan alam, dan menjelma simbol pembalasan atas ketidakadilan.
Berita tentang kehebatan Ayam itu pun menyebar seperti angin topan, menembus tembok istana. Sang putra raja yang zalim membuat sayembara:
“Barang siapa mampu mengalahkan ayamku, akan ku beri hadiah besar.” Tapi Panji Laras tak datang untuk hadiah. Ia menantang lebih tinggi“Yang kalah, keluar dari kerajaan.”
Di gelanggang itu, dua ayam bertarung: satu milik raja yang ternyata jelmaan naga penuh angkara, satu lagi milik Panji Laras seekor naga Batara yang lahir dari kebenaran dan semesta.
Pertarungan bukan sekadar adu taji Ayam, melainkan perang takdir. Dan ketika langit mulai merah, naga Batara membakar kezaliman raja dan putra mahkota takluk dalam api yang mereka cipta sendiri.
Kisah Panji Laras dan seekor Ayam ini bukan sekadar dongeng. Ia cermin zaman, tentang bagaimana kebenaran bisa datang dari tempat yang dianggap lemah.
Sebuah refleksi, bahwa bahkan dari kandang ayam, sejarah bisa berubah.
Dan mungkin, dalam gema suara rakyat hari ini, kita sedang menyaksikan Panji – Panji Laras masa kini. berani menantang kezaliman, bahkan jika harus melawan naga yang bersembunyi di balik jabatan.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













