Beranda News Benturan Kekuatan Global: AS dan China Adu Strategi Lewat Pangkalan Militer

Benturan Kekuatan Global: AS dan China Adu Strategi Lewat Pangkalan Militer

Publikbicara.com– Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China terus membayangi dinamika global, baik dari sisi politik maupun ekonomi.

Di tengah rivalitas ini, kekuatan militer menjadi instrumen penting yang digunakan kedua negara untuk menunjukkan pengaruh mereka di panggung dunia.

Salah satu indikator kekuatan tersebut bisa dilihat dari jaringan pangkalan militer yang mereka miliki.

READ  Negara Hadir untuk Pekerja: Jaminan Kematian (JKM) Beri Perlindungan Lengkap Hingga Beasiswa Anak

AS dan China menunjukkan perbedaan mencolok dalam jumlah, penyebaran, serta tujuan strategis pangkalan militer mereka.

Berikut adalah perbandingan yang menggambarkan bagaimana dua negara adidaya ini menyusun langkah di panggung geopolitik.

Amerika Serikat: Jaringan Global yang Menggurita

Amerika Serikat mengoperasikan lebih dari 750 pangkalan militer di lebih dari 80 negara (data 2023).

READ  Negara Hadir untuk Pekerja: Jaminan Kematian (JKM) Beri Perlindungan Lengkap Hingga Beasiswa Anak

Distribusinya sangat luas, mencakup Asia Timur (Jepang, Korea Selatan, Guam), Timur Tengah (Qatar, Bahrain, Kuwait), Eropa (Jerman, Italia, Inggris), hingga Afrika (Djibouti), Amerika Latin, dan kawasan Pasifik seperti Hawaii dan Australia.

Tujuannya jelas: menjaga dominasi global, memperkuat aliansi strategis seperti NATO, dan memproyeksikan kekuatan militer ke seluruh penjuru dunia.

Infrastruktur pangkalan AS sangat lengkap, dengan bandara militer, pelabuhan, pusat intelijen, dan fasilitas komando yang mampu menampung puluhan ribu personel militer.

READ  WIFI Siapkan Rights Issue Rp5,9 Triliun, Genjot Pembangunan Jaringan Internet di Jawa

AS juga menganut strategi “forward deployment”, di mana pasukan disiagakan dekat dengan zona-zona konflik potensial.

Setiap kawasan dunia berada di bawah komando militer tersendiri, seperti CENTCOM untuk Timur Tengah, PACOM untuk Asia-Pasifik, dan EUCOM untuk Eropa.

China: Masih Fokus Regional, tapi Ambisi Global Meningkat

Berbeda dengan AS, China baru memiliki satu pangkalan militer resmi di luar negeri, yakni di Djibouti, Afrika Timur.

READ  Real Madrid Krisis Pemain Jelang Final Copa del Rey, Camavinga Dipastikan Absen hingga Akhir Musim

Pangkalan ini berfokus pada logistik Angkatan Laut dan misi anti-pembajakan.

Sementara di dalam negeri dan kawasan sekitarnya, China terus memperkuat pertahanan dengan pembangunan pangkalan baru.

Meski masih terbatas, China menunjukkan tanda-tanda ekspansi, dengan potensi pangkalan di Pakistan, Kamboja, Kepulauan Solomon, hingga Uni Emirat Arab.

READ  Bupati Bogor Rudy Susmanto Terima Brevet Kehormatan Kavaleri, Naik Kuda Tempur dan Kendalikan Tank di Bandung

Tujuan utama China adalah melindungi kepentingan ekonomi dan proyek strategis Belt and Road Initiative (BRI), serta menjaga jalur perdagangan dan akses energi.

Secara strategi, militer China masih bersifat defensif dan regional, dengan fokus di kawasan Indo-Pasifik.

Namun pembangunan kekuatan Angkatan Laut PLA (PLAN) menunjukkan ambisi untuk memperluas jangkauan global secara bertahap.

READ  Negara Hadir untuk Pekerja: Jaminan Kematian (JKM) Beri Perlindungan Lengkap Hingga Beasiswa Anak

Aliansi dan Persekutuan: AS Unggul, China Selektif

Dari sisi aliansi, AS unggul jauh dengan kepemimpinan dalam NATO, serta kemitraan strategis di Quad (AS, Jepang, India, Australia), AUKUS, dan berbagai kerja sama pertahanan lainnya.

China lebih selektif dan mengandalkan pendekatan bilateral, termasuk dengan Rusia, Pakistan, dan negara-negara mitra BRI.

Meski tidak memiliki jaringan aliansi seperti AS, pengaruh China di kawasan Asia dan Afrika terus meningkat.

READ  Real Madrid Krisis Pemain Jelang Final Copa del Rey, Camavinga Dipastikan Absen hingga Akhir Musim
a

Kesekmpulannya, saat ini, Amerika Serikat masih memegang kendali sebagai kekuatan militer global dengan jaringan pangkalan terbesar dan paling tersebar.

Namun China perlahan membangun pengaruhnya, bukan hanya di kawasan Asia, tetapi juga di panggung global, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan ambisi geopolitiknya.

Persaingan dua kekuatan besar ini bukan hanya soal kekuatan senjata, tetapi juga tentang strategi, pengaruh, dan pertaruhan masa depan tatanan dunia.***

Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow

Artikulli paraprakKetua DPRD Bogor Siap Dukung Anggaran Budaya Usai Antusiasme Warga dalam Kirab Mahkota Binokasih
Artikulli tjetërLahir dari Abu Perang, Menjadi Legenda Dunia: Berikut Ulasan Singkat Motor Vespa