Publikbicara.com – Dalam budaya Sunda, benda sederhana seperti Iteuk, yang berarti tongkat, bukan sekadar alat bantu perjalanan.
Iteuk menyimpan makna filosofis yang dalam, menjadi simbol keteguhan tekad, petunjuk arah hidup, bahkan perlambang iman dan kekuatan spiritual.

Filosofi ini menjadi bagian dari warisan leluhur yang mengajarkan kebijaksanaan hidup secara turun-temurun.
“Iteuk Satu Tekad”: Siloka dan Kiasan Penuh Makna
Dalam siloka Sunda, Iteuk satu tekad menyiratkan semangat untuk berjalan dengan tujuan yang pasti. Tiga huruf dalam kata “Iteuk” – Alif, Ta, dan Qop – masing-masing mengandung makna spiritual.

Jika disarikan dalam bahasa Sunda: ariman maraneh atau berimanlah kamu, menekankan pentingnya iman sebagai dasar dalam setiap langkah kehidupan.
Tongkat Para Nabi: Simbol Kekuatan dan Petunjuk.
Sejarah dan nilai religi juga memperkuat posisi tongkat dalam kebudayaan manusia.
Nabi Musa AS menggunakan tongkat sebagai penopang dan mukjizat, alat yang membelah lautan dan membuktikan keajaiban Tuhan.

Sementara Nabi Sulaiman AS dikenal melalui ukiran pada tongkatnya, yang diyakini mengandung ilmu dan kekuatan spiritual tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa tongkat bukan hanya benda fisik, tetapi juga simbol kepemimpinan, petunjuk, dan perlindungan.
Iteuk dalam Falsafah Sunda: Pengarah dan Pelindung

Dalam falsafah Sunda, iteuk disebut sebagai pang reka kujur, alat untuk mengarahkan jalur perjalanan hidup, dan pangukur jagat, alat untuk membuka jalan dalam mengarungi dunia.
Ini menunjukkan bahwa iteuk bukan hanya alat bantu berjalan secara fisik, melainkan juga pengingat untuk tetap teguh pada nilai dan prinsip saat menempuh perjalanan hidup.
Umumnya, panjang iteuk adalah satangtungan awak atau setengah dari tinggi badan seseorang, menyesuaikan dengan kenyamanan dan kebutuhan penggunanya.

Pada zaman dahulu, iteuk sering dihiasi dengan rajah atau ukiran bermakna spiritual.
Bahkan, ada pula yang menaruh racun dalam tongkat tersebut, menjadikannya senjata pertahanan diri dari mara bahaya saat berada dalam perjalanan panjang dan penuh risiko.
Warisan Budaya yang Sarat Nilai
Lebih dari sekadar benda, Iteuk adalah cerminan nilai luhur masyarakat Sunda: keteguhan, kebijaksanaan, iman, dan kesiapan menghadapi berbagai tantangan hidup.

Di tengah kemajuan zaman, memaknai kembali Filosofi iteuk adalah upaya untuk tidak melupakan akar budaya dan kearifan lokal yang begitu kaya.
Filosofi ini mengajarkan kita bahwa dalam setiap perjalanan hidup, dibutuhkan arah yang jelas, keyakinan yang kuat, serta perlindungan dari hal-hal yang membahayakan.
Dan semua itu, secara simbolis, terwakili dalam sebuah tongkat sederhana bernama Iteuk.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













