Publikbicara.com – Kirinyuh (Chromolaena odorata) merupakan tanaman semak berbunga dari keluarga Asteraceae, yang masih berkerabat dengan bunga matahari.
Meski begitu, tanaman ini memiliki karakteristik yang berbeda, terutama karena sifatnya yang invasif dan pertumbuhannya yang cepat.
Dilansir dari berbagai sumber, jika tidak dikendalikan dengan baik, kirinyuh dapat mengganggu pertumbuhan tanaman lain di sekitarnya.

Namun, di balik reputasinya sebagai gulma yang sulit dikendalikan, kirinyuh ternyata menyimpan segudang manfaat, baik di bidang kesehatan maupun pertanian.
Sejak dahulu, kirinyuh telah digunakan sebagai obat alami, terutama untuk menyembuhkan luka.
Daunnya mengandung berbagai senyawa aktif seperti tanin, fenol, flavonoid, saponin, dan steroid, yang berperan sebagai antiradang dan antibakteri.
Berdasarkan penelitian yang dikutip dari laman Universitas Gadjah Mada (UGM), ekstrak daun C. odorata berpotensi sebagai obat alami untuk menurunkan kadar kolesterol.

Flavonoid dalam kirinyuh diketahui mampu menghambat enzim HMGCR, yang berperan dalam produksi kolesterol di tubuh.
Selain itu, kirinyuh juga dapat dikonsumsi sebagai sayuran dan dipercaya ampuh sebagai obat cacing.
Oleh karena itu, tanaman ini sering dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional dan diperjualbelikan sebagai ramuan herbal.
Tak hanya bermanfaat untuk kesehatan, kirinyuh juga memiliki kegunaan dalam sektor pertanian.

Daunnya dapat diolah menjadi herbisida alami yang efektif mengendalikan berbagai hama, seperti bekicot, rayap, dan kecoa.
Selain itu, aroma khas dari tanaman ini bersifat racun bagi beberapa jenis serangga, termasuk nyamuk, sehingga dapat digunakan sebagai pengusir serangga alami.
Dengan berbagai manfaat yang dimilikinya, kirinyuh bukan sekadar gulma pengganggu, tetapi juga tanaman dengan potensi besar di bidang pengobatan dan pertanian.
Jika dimanfaatkan dengan bijak, tanaman ini bisa menjadi sumber daya alami yang berharga.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













