Publikbicara.com – Kabupaten Jayawijaya, Papua, masih dihadapkan pada berbagai tantangan dalam pembangunan.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang masih rendah di angka 64,81 (2023), tingkat kemiskinan yang mencapai 34,71%, jauh di atas rata-rata nasional 9,36%, serta angka pengangguran terbuka 0,65% (2021) menjadi beberapa persoalan utama.
Belum lagi masalah menurunnya etos kerja masyarakat adat, tingginya potensi bencana banjir Sungai Baliem, serta rawannya konflik sosial antarsuku.
Infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, air bersih, jaringan telekomunikasi, dan listrik juga masih terbatas.
Di sektor pendidikan dan kesehatan, Jayawijaya kekurangan tenaga pengajar di semua jenjang, serta tingginya angka kematian penduduk akibat keterbatasan layanan kesehatan.
Namun, Bupati Jayawijaya Atenius Murip tetap optimistis bahwa Jayawijaya bisa bangkit dan berkembang.
Mantan pilot pribadi Presiden Prabowo Subianto ini meyakini bahwa kabupaten yang menjadi ibu kota Provinsi Papua Pegunungan tersebut masih memiliki banyak potensi yang dapat dioptimalkan sebagai modal dasar pembangunan.
Menurut Bupati Atenius, Jayawijaya memiliki banyak faktor pendukung yang bisa menjadi kekuatan daerah, mulai dari potensi alam hingga infrastruktur yang bisa dikelola lebih profesional.
Jayawijaya terletak di atas hamparan tanah aluvial yang subur, cocok untuk pertanian dan perkebunan. Dulu, Wamena dikenal sebagai “kota sayur mayur”, dan potensi ini masih bisa dihidupkan kembali sebagai komoditas unggulan daerah.
Keindahan alam dan budaya Jayawijaya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Jika dikelola dengan baik, industri pariwisata bisa menjadi sumber pendapatan daerah yang signifikan.
Dengan manajemen yang baik, Jayawijaya bisa meningkatkan pendapatan per kapita daerah melalui pengelolaan sumber daya alam yang lebih terprogram.
Jayawijaya memiliki bandara yang dapat didarati pesawat berbadan lebar dan merupakan bandara tersibuk di kawasan Papua Pegunungan.
Jika dikelola secara profesional, bandara ini bisa menjadi pusat ekonomi baru di wilayah tersebut.
Dengan alokasi dana kampung sekitar Rp1 miliar per kampung, potensi ini bisa dimaksimalkan untuk pembangunan desa secara lebih efektif dan berkelanjutan.
“Kami sangat bersyukur hidup di daerah dengan potensi alam yang luar biasa, baik di bidang pertanian dengan memiliki lahan yang subur, hortikultura, perikanan darat, peternakan, persawahan, hingga perkebunan kopi,” ujar Bupati Atenius Murip, yang juga mantan Letkol Kopassus.
Dengan postur APBD Jayawijaya yang mencapai Rp1,4 triliun pada 2024, serta kebijakan pemangkasan dan efisiensi yang dilakukan, Atenius yakin bahwa Jayawijaya bisa keluar dari berbagai permasalahan dan melangkah menuju pembangunan yang lebih baik.
Masyarakat Jayawijaya kini menaruh harapan besar pada kepemimpinan Atenius Murip untuk membawa perubahan nyata dan menjadikan daerah ini lebih maju di masa depan.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













