Beranda Daerah Memahami Nasionalisme: Kesadaran Diri sebagai Fondasi Kebangsaan

Memahami Nasionalisme: Kesadaran Diri sebagai Fondasi Kebangsaan

Publikbicara.com – Nasionalisme sering kali dikaitkan dengan semangat mencintai tanah air dan bangsa.

Namun, di balik konsep besar tersebut, ada landasan utama yang harus dibangun sejak dini yakni, kesadaran diri.

Jaringan Kebudayaan Rakyat (Jaker) Bogor merangkum esensi nasionalisme dalam prinsip sederhana: “Sadar diri dan tahu diri.” Jasinga, (28/02/2025).

READ  Ketika Pendidikan Menjadi Ladang Kapitalisme: Jaker Bogor Soroti Urgensi Kindness Strategy

“Nasionalisme Dimulai dari Diri Sendiri”

Kesadaran diri menjadi langkah awal dalam menumbuhkan Nasionalisme.

Sebelum berbicara tentang kecintaan pada negara, seseorang perlu memahami siapa dirinya, dari mana asalnya, dan bagaimana ia berperan dalam lingkungannya.

READ  Momen Bersejarah di Magelang: Prabowo, Jokowi, dan SBY dalam Satu Upacara Penuh Makna

Nasionalisme bukan sekadar simbol dan atribut, melainkan tumbuh dari pemahaman mendalam tentang identitas pribadi yang kemudian berkembang ke lingkungan sekitar.

Mulai dari diri sendiri, keluarga, tetangga, masyarakat, hingga akhirnya ke tingkat daerah dan nasional.

Lebih dari sekadar identitas kebangsaan, Nasionalisme juga mencerminkan kemanusiaan yang sadar akan jati dirinya.

READ  Ilustrasi Kajian Pemekaran Kabupaten Jasinga: Studi Potensi, Tantangan, dan Nilai Historis dalam Pembentukan Daerah Otonomi Baru

Artinya, seseorang yang memiliki jiwa Nasionalisme sejati tidak hanya mencintai bangsanya sendiri tetapi juga memahami nilai-nilai kemanusiaan universal.

Memahami Nasionalisme: Kesadaran Diri sebagai Fondasi Kebangsaan

Dalam tatanan sosial budaya, nasionalisme yang sehat mencakup dua nilai utama:

  1. Humanisme – Mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan, di mana setiap individu dipandang setara dan dihargai tanpa melihat latar belakangnya.
  2. Pluralisme – Menghormati keberagaman dan menjadikannya sebagai kekuatan untuk mempererat persatuan.
READ  Liverpool Kokoh di Puncak Klasemen, Arsenal Terus Membuntuti

“Nasionalisme sebagai Perekat Keberagaman.”

Di Indonesia, nasionalisme yang kuat lahir dari kesadaran akan keberagaman budaya, bahasa, dan adat istiadat.

Oleh karena itu, nasionalisme bukan berarti menonjolkan satu kelompok di atas yang lain, melainkan merangkul semua elemen masyarakat dalam satu kesatuan.

READ  Ditahan KPK, Hasto Kristiyanto Bersikeras Tak Bersalah dalam Kasus Suap PAW DPR

Dengan memahami bahwa Nasionalisme berakar dari kesadaran diri dan berkembang melalui nilai-nilai kemanusiaan serta pluralisme, kita dapat membangun masyarakat yang lebih harmonis dan bangsa yang lebih kuat.

Nasionalisme bukan sekadar slogan, tetapi sebuah kesadaran yang harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari kita dalam hidup berbangsa, beragama, bernegara.***

Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow

Artikulli paraprakKetika Pendidikan Menjadi Ladang Kapitalisme: Jaker Bogor Soroti Urgensi Kindness Strategy
Artikulli tjetërPatriotisme Membara di Magelang: Bupati Bogor Rudy Susmanto Tersentuh Parade Senja di Akademi Militer