Beranda News Potret Usang: Kisah Perjuangan yang Tak Pernah Pudar

Potret Usang: Kisah Perjuangan yang Tak Pernah Pudar

Presiden Prabowo Kenang Sejarah Agresi Militer Belanda 1948: Peninggalan di Jasinga-Bogor Hancur

Publikbicara.comDi sudut ruangan sederhana itu, sebuah potret usang tergantung di dinding. Wajah di dalamnya memancarkan keteguhan, sorot matanya penuh cerita yang tak terucap.

Garis-garis di wajahnya bercerita tentang lelah yang tak terhitung, tentang perjuangan yang tak pernah mengenal kata menyerah.

Potret itu bukan sekadar gambar. Ia adalah simbol dedikasi, saksi bisu dari perjalanan panjang seorang pejuang yang tak pernah meminta tepuk tangan. Ada luka di balik senyum itu, ada pengorbanan yang tak terhitung jumlahnya.

READ  Muhammad Kasim Arifin: Legenda dari Waimital, Pejuang Petani yang Menginspirasi

Jejak Keringat di Tanah Pengabdian

Sejak muda, ia memilih jalan yang tak banyak diambil orang.

Ketika yang lain berlari mengejar kenyamanan, ia justru melangkah menuju keterbatasan. Ia hadir di tengah mereka yang butuh uluran tangan, mengabdikan diri tanpa pamrih.

Poto hanya pemanis, sumber Fb: Nusantara

Siang terik tak membuatnya goyah, malam yang sunyi tak membuatnya ragu.

READ  DPRD Bogor Siapkan Rp 1,3 Miliar untuk Perbaikan Jalan di Banyuresmi, Warga Minta Aspal Jadi Prioritas

Setiap langkahnya adalah doa, setiap keringatnya adalah harapan bagi mereka yang hidup dalam keterbatasan. Ia tak sekadar hadir, ia melebur, menyatu dengan mereka yang diperjuangkannya.

Perjuangan yang Tak Mengenal Akhir

Banyak yang bertanya, “Untuk apa kau lakukan ini? Apa yang kau cari?”

READ  Warga Banyuresmi Protes Jalan Rusak, DPRD Bogor Siapkan Anggaran Rp 1,3 Miliar: Ini Kata Ketua Komisi III

Ia hanya tersenyum. Baginya, kebahagiaan sejati bukanlah tumpukan harta, bukan pula gelar dan jabatan.

Kebahagiaan sejati ada dalam senyum orang-orang yang dibantunya, dalam tangan-tangan kecil yang kembali menggenggam harapan, dalam wajah-wajah yang tak lagi dilingkupi ketakutan.

READ  Jalan Rusak Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Banyuresmi Tanam Pohon Pisang di Tengah Jalan: Ada Dugaan Penyimpangan Dana Desa?

Ia bukan tokoh besar, namanya mungkin tak tertulis di buku sejarah.

Namun, jejak langkahnya abadi dalam hati mereka yang pernah disentuhnya. Ia adalah pejuang tanpa selempang kehormatan, tetapi justru itulah yang membuatnya istimewa.

Warisan Tanpa Nama

Kini, waktu telah mengukir kisahnya dalam potret usang itu. Mungkin tak banyak yang mengenalnya, mungkin ia hanya menjadi bayang-bayang dalam sejarah.

Tapi bagi mereka yang pernah merasakan sentuhannya, ia adalah cahaya.

READ  Warga Banyuresmi Protes Jalan Rusak, DPRD Bogor Siapkan Anggaran Rp 1,3 Miliar: Ini Kata Ketua Komisi III

Potret itu usang, tapi semangatnya tak pernah pudar.

Ia mengajarkan bahwa perjuangan bukan soal seberapa besar nama kita dikenal, tetapi seberapa banyak hati yang kita sentuh.

Karena pada akhirnya, yang abadi bukanlah diri kita, melainkan kebaikan yang kita tinggalkan.***

Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow

Artikulli paraprakDPRD Bogor Sosialisasikan Perda PAUD, Aan Triana Tegaskan Komitmen untuk Masa Depan Anak Bangsa
Artikulli tjetërPenomena Antrean Panjang Beli LPG 3 Kg: Ini Penyebab dan Solusinya