Beranda News Yenny Wahid: Kekuasaan Adalah Amanah untuk Melayani, Bukan Memanipulasi

Yenny Wahid: Kekuasaan Adalah Amanah untuk Melayani, Bukan Memanipulasi

Publikbicara.com – Di Jakarta Selatan, Putri dari Kiai Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid, mengungkapkan salah satu pesan warisan mendalam dari sang ayah, yakni tentang makna kekuasaan sebagai sarana untuk melayani masyarakat.

Pesan ini disampaikan dalam Haul ke-15 Gus Dur yang digelar di Jalan Al Munawaroh, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Sabtu (21/12/2024) malam.

“Salah satu warisan penting Gus Dur yang ingin saya sampaikan adalah keberaniannya menggunakan kekuasaan untuk melayani masyarakat, bukan untuk melayani dirinya sendiri,” tutur Yenny Wahid di hadapan para hadirin.

READ  Drama di Manahan: Kartu Merah Muhammad Ferarri Warnai Laga Indonesia vs Filipina

Dalam kesempatan tersebut, Yenny membuka sambutannya dengan menyanyikan tembang Jawa karya Sultan Agung Hanyokrokusumo.

Tembang tersebut mengajarkan tentang pentingnya memahami hakikat kehidupan dan mencari jalan Ilahi.

“Manusia punya kewajiban satu, yaitu mengetahui hakikat ilmu. Hakikat ilmu itu terangkum dalam aksara, dan asal mula aksara adalah alif. Alif inilah yang menjadi petunjuk, memuat seluruh substansi kegaiban,” jelasnya.

READ  TPMA dan KKGI Bentuk Joint Venture, Potensi Tambahan Laba Bersih Hingga 7,6%

Ia menegaskan, melalui tembang tersebut, manusia diingatkan bahwa sehebat apapun kemampuan, kekuasaan, dan kecerdasan yang dimiliki, hakikat kehidupan tetaplah mencari petunjuk Ilahi.

Gus Dur: Sosok yang Menajamkan Nurani

Sebagai saksi hidup perjuangan Gus Dur, Yenny Wahid menuturkan bahwa sang ayah selalu memegang prinsip hidup untuk menajamkan nurani dan membela yang lemah.

READ  Garuda Pertiwi Raih Kemenangan Manis di Bahrain, Modal Berharga Menuju Kualifikasi Piala Asia Futsal 2025

Gus Dur, meski secara fisik tidak dapat melihat, memiliki nurani yang jauh lebih tajam dibandingkan banyak orang yang memiliki penglihatan sempurna.

“Banyak orang mengenang Gus Dur sebagai sosok yang mampu melihat ketidakadilan dan mendengar jeritan hati rakyat kecil di tengah kebisingan kekuasaan,” katanya.

Yenny menambahkan bahwa bagi Gus Dur, kekuasaan bukanlah alat untuk memanipulasi atau merugikan rakyat, melainkan amanah yang harus digunakan demi kemaslahatan bersama.

READ  Lagu Kebangsaan Indonesia Raya Akan Berkumandang Setiap Pagi di Semua Stasiun TV: Bangkitkan Semangat Nasionalisme

“Kebijakan pemerintah atas rakyatnya harus didasarkan pada kemaslahatan yang ada di tengah masyarakat. Kekuasaan adalah tanggung jawab, bukan sekadar hak,” tutupnya.

Acara haul tersebut menjadi momen refleksi mendalam bagi para hadirin untuk mengingat kembali nilai-nilai perjuangan Gus Dur.

Pesan yang disampaikan Yenny Wahid pun menjadi pengingat bahwa semangat kepemimpinan sejati adalah melayani, bukan dilayani.***

Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow

Artikulli paraprakDrama di Manahan: Kartu Merah Muhammad Ferarri Warnai Laga Indonesia vs Filipina
Artikulli tjetërKualitas Shin Tae-yong Mulai Diragukan Usai Gagal Antar Timnas Indonesia ke Semifinal Piala AFF 2024