Publikbicara.com – Kepercayaan akan makhluk ghaib seperti jelangkung telah menjadi bagian dari cerita rakyat di berbagai daerah Indonesia.
Namun, apakah mitos ini benar adanya? Bagaimana seharusnya kita, sebagai umat Islam, menyikapi fenomena ini?
Berikut ulasannya berdasarkan penjelasan dari Ustadz Ali Mahrus.
Mitos Jelangkung di Tengah Masyarakat
Di sejumlah daerah, jelangkung dikenal sebagai makhluk menyerupai sosok mayat yang bangkit dari kubur.
Mitos ini sering dikaitkan dengan orang-orang yang semasa hidupnya dikenal ahli maksiat.
Konon, jelangkung kerap menakut-nakuti masyarakat dengan wujud yang menyeramkan, suara aneh, atau penampakan yang berubah-ubah.
Fenomena ini dipercaya muncul dari waktu maghrib hingga fajar.
Namun, penting untuk dicatat bahwa cerita-cerita semacam ini sering kali berakar dari tradisi lisan tanpa bukti yang jelas.
Sebagian besar pendapat masyarakat menyebutkan bahwa jelangkung adalah:
1. Ruh orang yang meninggal sebagai bentuk peringatan dari Allah.
2. Godaan syaitan yang bertujuan untuk menyesatkan manusia.
3. Amal buruk seseorang yang diciptakan Allah dalam wujud menyeramkan.
Pandangan Islam: Jangan Percaya Hal yang Tidak Berdasar
Dalam ajaran Islam, Nabi Muhammad SAW secara tegas melarang umatnya mempercayai hal-hal yang tidak memiliki dasar kebenaran. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Cukuplah kebohongan seseorang dengan menceritakan segala yang ia dengar.”
(HR. Muslim)
Selain itu, dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada penyakit menular (kecuali atas izin Allah), tidak ada kesialan, tidak ada burung hantu yang menjadi pertanda kematian, dan tidak ada kesialan di bulan Shafar.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Larangan ini menunjukkan bahwa Islam mendorong umatnya untuk menggunakan akal sehat dan tidak mudah mempercayai mitos atau keyakinan yang bertentangan dengan tauhid.
Keyakinan seperti adanya ruh gentayangan, atau makhluk seperti jelangkung yang bangkit dari kubur, tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Fenomena Jelangkung: Antara Mitos dan Godaan
Menurut Qurrotul Al-‘Ain Bi Fataawi Isma’il Zain, sosok menyeramkan seperti jelangkung lebih mungkin merupakan tipu daya syaitan.
Syaitan berusaha menanamkan rasa takut dalam hati manusia agar mereka menjauh dari keimanan kepada Allah. Maka, tugas kita sebagai umat Islam adalah:
1. Menguatkan keimanan kepada Allah SWT dan meyakini bahwa segala sesuatu terjadi atas izin-Nya.
2. Tidak mudah percaya pada cerita-cerita yang tidak memiliki dasar ilmiah atau dalil syar’i.
3. Memperbanyak doa dan dzikir untuk menghindarkan diri dari gangguan syaitan.
Cerita tentang jelangkung atau makhluk sejenis hanyalah mitos yang berkembang di masyarakat tanpa landasan yang jelas. Islam mengajarkan untuk tidak mempercayai hal-hal semacam ini.
Sebaliknya, umat Islam dianjurkan untuk selalu rasional kembali kepada Al-Qur’an dan hadits sebagai pedoman hidup.
Semoga dengan memahami ajaran Islam yang benar, kita dapat terhindar dari keyakinan yang menyesatkan.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













