Publikbicara.com – Program pompanisasi yang dijalankan oleh Kementerian Pertanian melalui inisiatif SobaTani berhasil membuktikan efektivitasnya dalam mendorong peningkatan produksi padi nasional.
Meski Indonesia tengah menghadapi ancaman kekeringan, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi padi pada bulan Agustus hingga September 2024 mengalami peningkatan.
Kondisi positif ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga Oktober mendatang.
Yang menarik, meski produksi padi mengalami kenaikan, harga gabah kering di tingkat petani justru mengalami penurunan.
Berdasarkan laporan BPS, pada Agustus 2024, rata-rata harga gabah kering di tingkat petani tercatat turun sebesar 0,07 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm).
Penurunan harga ini dinilai sebagai anomali, mengingat kondisi kekeringan biasanya cenderung mengurangi produksi dan mengakibatkan kenaikan harga.
Namun, berkat program pompanisasi yang efektif, petani tetap mampu memproduksi padi dalam jumlah yang signifikan sehingga stok gabah melimpah dan menekan harga.
Program pompanisasi yang merupakan salah satu fokus utama Kementerian Pertanian bertujuan untuk memastikan ketersediaan air bagi lahan pertanian, terutama di daerah yang rawan kekeringan.
Upaya ini terbukti mampu menjaga produktivitas padi, bahkan di tengah cuaca ekstrem seperti sekarang.
Dengan keberhasilan ini, pemerintah optimistis bahwa produksi pangan, khususnya padi, akan tetap terjaga meskipun menghadapi berbagai tantangan alam.
Namun, tantangan lainnya, seperti stabilisasi harga gabah, perlu menjadi perhatian agar petani tetap mendapatkan keuntungan yang layak.
Program SobaTani kembali menunjukkan komitmen Kementerian Pertanian dalam memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah perubahan iklim yang tidak menentu.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













