Publikbicara.com – Jakarta, 12 September 2024, harga emas kembali memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa dengan kenaikan +1,8% YoY, menyentuh angka US$2.557 per ons.
Kenaikan ini dipicu oleh optimisme pasar terhadap potensi pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).
Spekulasi ini muncul setelah rilis data ekonomi AS yang memperlihatkan tanda-tanda perlambatan, mendorong investor mencari aset aman seperti emas.
Pada Kamis (12/9), Departemen Ketenagakerjaan AS melaporkan peningkatan klaim tunjangan pengangguran sebesar 2.000, menjadi total 230.000 klaim untuk pekan yang berakhir 7 September 2024.
Angka ini mempertegas pelemahan ekonomi AS yang menjadi sorotan pasar.
Selain itu, inflasi produsen pada Agustus tercatat naik 0,2% dibandingkan bulan sebelumnya, melampaui perkiraan pasar sebesar 0,1%. Meski masih rendah, inflasi ini menunjukkan bahwa tren disinflasi tidak terjadi secepat yang diharapkan.
Sentimen pasar semakin optimis terhadap langkah The Fed yang kemungkinan besar akan memangkas suku bunga pada pertemuan tanggal 18 September 2024.
Berdasarkan data dari CME FedWatch Tool, mayoritas pelaku pasar memperkirakan pemangkasan sebesar 25 basis poin dengan probabilitas 57%, sementara sisanya sebesar 43% memprediksi pemangkasan lebih besar, yakni 50 basis poin.
Kenaikan harga emas ini membawa angin segar bagi emiten-emiten produsen emas seperti $BRMS, $PSAB, $MDKA, $ANTM, dan $ARCI.
Harga jual rata-rata yang meningkat serta potensi margin laba yang lebih besar diharapkan akan mendongkrak kinerja perusahaan-perusahaan ini di tengah gejolak pasar global.
Dengan berbagai faktor yang mendukung, emas semakin mengukuhkan posisinya sebagai instrumen investasi yang aman dan menarik bagi para investor di tengah ketidakpastian ekonomi global.***
