Publikbicara.com – Masih ingatkah Anda tentang bencana dahsyat yang pernah memporak porandakan sejumlah wilayah di Kabupaten Bogor pada awal tahun 2020 lalu?
Di mana, pada awal tahun 2020 itu, banjir bandang dan tanah longsor menggusur serta menenggelamkan ribuan hunian tetap (huntap) milik warga di sejumlah wilayah Kabupaten Bogor.
Seperti, wilayah di Kecamatan Sukajaya, Kecamatan Nanggung, Kecamatan Cigudeg, dan sejumlah tempat lainnya seperti di Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang.
Kendati dalam penenangananya, hunian tetap telah mereka dapatkan usai pemerintah Kabupaten Bogor berhasil membangun ribuan unit hunian untuk mereka. Permasalahan belum selesai sampai di situ.
Ya, mereka masih berharap penanganan berkelanjutan dari pemerintah Kabupaten Bogor, lantaran sejumlah permasalahan serius bagi keberlangsungan hidup yang layak.
Seperti hal-hal terkait prasarana sarana utilitas umum (PSU), termasuk tembok penahan tebing (TPT), penerangan jalan umum (PJU), dan yang paling mendesak adalah sarana air bersih yang kian langka.
Seperti diutarakan Hilda (27), warga Kampung Gunung Dahu, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor yang menuturkan kesulitan mereka.
Hilda, bercerita tentang kehidupan sehari-hari di kampung tersebut, terutama mengenai warga yang tinggal di hunian tetap yang harus berjuang untuk mendapatkan air bersih.
“Caina aya anu kabagian aya anu hante mun waktu subuh-subuh sok antre, ungkapnya dalam bahasa Sunda, yang berarti, Airnya ada yang kebagian, ada yang tidak. Kalau waktu subuh-subuh, suka antre.” bebernya.
Potret Kesulitan di Subuh Hari:
Menurut Hilda, kondisi ini sudah berlangsung cukup lama, dan pemandangan warga yang harus antre sejak subuh menjadi hal biasa.
Mirisnya, pemandangan ini sering kali melibatkan anak-anak kecil yang ikut terjaga di pagi buta untuk membantu orang tua mereka mencari air.
“Komo sok karunya ningali anu sok ngais anak letik, subuh-subuh, tambahnya, yang berarti apalagi kasihan melihat anak-anak kecil yang ikut mencari air di subuh-subuh.” terangnya.
Krisis air bersih di Kampung Gunung Dahu ini menambah panjang deretan masalah infrastruktur di wilayah tersebut.
Warga berharap ada perhatian lebih dari pemerintah daerah untuk memperbaiki sarana prasarana yang ada, terutama pasokan air bersih yang sangat dibutuhkan oleh penduduk setempat.
Dengan demikian mereka berharap, adanya peningkatan fasilitas seperti tembok penahan tebing, penerangan umum yang lebih baik dan sistem distribusi air yang lebih merata, agar kehidupan di kampung mereka bisa menjadi lebih layak.
Lebih lanjut, kisah Hilda dan warga lainnya adalah cerminan dari betapa vitalnya prasarana sarana utilitas umum (PSU) dalam kehidupan sehari-hari.
Dan etapa pentingnya perhatian serta tindakan dari pemerintah untuk memastikan bahwa kebutuhan dasar di huntap yang tersebar seperti air bersih dapat terpenuhi.
Sehingga tidak ada lagi warga terdampak korban bencana yang tinggal di huntap dari pemerintah harus berjuang di subuh hari hanya untuk mendapatkan setetes air.***