Publikbicara.com – Meski ukurannya kecil, Tomcat memiliki potensi bahaya yang tidak bisa dianggap remeh.
Selain menyebabkan iritasi pada kulit, racun yang dimilikinya juga bisa berdampak serius pada mata dan bagian tubuh lainnya.
Tomcat, sejenis kumbang kecil yang bentuknya mirip pesawat tempur, berfungsi sebagai predator alami bagi hama.
Namun, keberadaan Tomcat di sekitar pemukiman harus diwaspadai untuk mencegah risiko kesehatan.
Apa Itu Racun Tomcat?
Racun tomcat, yang dikenal sebagai pederin, bukanlah hasil dari gigitan seperti pada serangga umumnya.
Sebaliknya, racun ini terdapat dalam cairan tubuhnya dan dapat menyebabkan dermatitis kontak atau iritasi kulit yang parah ketika Tomcat tertekan atau tidak sengaja tergencet, hingga cairannya menyentuh kulit.
Gejala Paparan Racun Tomcat
Paparan racun tomcat dapat menimbulkan berbagai gejala yang cukup mengganggu, antara lain:
- Kemerahan pada area kulit
-
Sensasi perih dan terbakar
-
Gatal dan iritasi
-
Kulit yang melepuh
Gejala ini biasanya bertahan hingga 10 hari dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya jika racun menempel di tangan atau area lain.
Selain itu, iritasi dapat menyebar ke mata, menyebabkan konjungtivitis, atau bahkan ke alat kelamin.
Dalam kasus yang lebih serius, terutama jika area yang terkena cukup luas, pederin dapat menimbulkan gejala tambahan seperti neuralgia (nyeri saraf), arthralgia (nyeri sendi), demam, dan muntah.
Langkah Pencegahan dan Penanganan
Untuk mencegah risiko iritasi akibat tomcat, pastikan untuk:
- Menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
-
Menghindari kontak langsung dengan tomcat.
-
Menggunakan pelindung jika berada di area yang rawan keberadaan tomcat.
Jika terkena racun Tomcat, segera cuci area yang terpapar dengan sabun dan air.
Jika gejala parah atau meluas, sebaiknya konsultasikan dengan profesional medis untuk penanganan lebih lanjut.
Waspadai keberadaan Tomcat di sekitar rumah Anda dan lakukan tindakan pencegahan untuk melindungi diri dari efek racunnya.***