Publikbicara.com — Di balik megahnya seremoni Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor di Desa Cikopomayak, Kecamatan Jasinga, Senin (15/12/2025), tersimpan kekecewaan mendalam para petani.
Mereka datang bukan sekadar menyaksikan acara, melainkan membawa jeritan lama yakni, krisis air yang tak kunjung ditangani.
Para petani berharap dapat menyampaikan aspirasi langsung kepada Bupati Bogor yang dikabarkan hadir.

Namun harapan itu pupus lantaran orang nomor satu di Kabupaten Bogor tersebut berhalangan hadir. Aspirasi pun menggantung, sementara persoalan di sawah terus mengering.
Muhtarudin, salah satu petani setempat, mengungkapkan bahwa persoalan kekurangan air sudah berlangsung lama.
Ia menuding pembangunan jalan raya Jasinga–Tenjo serta buruknya pengelolaan irigasi sebagai penyebab utama.

“Material bekas pengecoran jalan dibuang ke gorong-gorong. Sudah dicoba diakali, tapi sisa coran itu tidak diangkat. Di wilayah Tipar, aliran sendung juga tidak terurus, air malah terbuang ke Cidurian,” beber Muhtarudin.
Ia menegaskan warga Cikopomayak paham betul soal pertanian, namun tanpa air semua bantuan menjadi sia-sia.
“Bukan kami tidak mengerti bertani, yang kami keluhkan itu aliran air. Kalau Bupati hadir, itu yang ingin kami sampaikan,” katanya.

Kekecewaan semakin terasa ketika bantuan yang diberikan sebatas bibit alpukat, cabai, pupuk, dan sarana lainnya.
“Sekarang kami dikasih bibit dan pupuk, tapi musim kemarau bagaimana kami menyiramnya?” ujar Muhtarudin, diamini petani lainnya.
Ironisnya, di lokasi kegiatan, para pejabat terkait tak bisa dimintai tanggapan. Salah satu Kepala UPT Penyuluh Pertanian setempat menyebut pejabat yang mewakili Bupati telah meninggalkan lokasi.

Seremoni pun usai, baliho dilipat, namun persoalan air tetap mengering di sawah-sawah petani Cikopomayak menunggu perhatian nyata, bukan sekadar seremoni.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













