Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita. Foto: Akun Resmi Kementerian Perindustrian.
Publikbicara.com – Pemerintah Indonesia dan Rusia semakin memantapkan kemitraan strategis di sektor industri dan perdagangan. Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa hubungan industri kedua negara terus berkembang signifikan, ditandai dengan peningkatan nilai perdagangan, investasi, serta kesepakatan konkret antar pelaku usaha.
Pernyataan tersebut disampaikan Agus saat menghadiri pertemuan bilateral dan membuka Indonesia – Russia Business Matching yang digelar Kementerian Perindustrian RI di Moskow, awal Desember 2025. Forum ini menjadi bagian dari penguatan hubungan ekonomi Indonesia – Rusia pascapertemuan Presiden RI Prabowo Subianto dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin.
Menurut Agus, kinerja perdagangan bilateral nonmigas menunjukkan tren positif. Pada 2024, nilai perdagangan Indonesia – Rusia mencapai USD 3,9 miliar dan meningkat menjadi USD 4,04 miliar hingga Oktober 2025. Kenaikan tersebut mencerminkan pertumbuhan hampir 19 persen sejak 2020.
Di sektor investasi, Rusia juga menunjukkan kepercayaan yang stabil terhadap iklim usaha Indonesia. Investasi Rusia pada 2024 tercatat sebesar USD 262,7 juta, sementara hingga September 2025 telah mencapai USD 147,2 juta.
“Angka ini menunjukkan keyakinan pelaku industri Rusia terhadap stabilitas ekonomi serta prospek pengembangan industri nasional,” ujar Agus dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (12/12).
Selain peningkatan transaksi ekonomi, kedua negara tengah merampungkan dua nota kesepahaman (MoU) strategis, yakni kerja sama di bidang perkapalan dan riset ilmiah terkait keselamatan penggunaan chrysotile asbestos. Salah satu MoU telah ditandatangani di Moskow pada 8 Desember 2025 antara Menperin RI dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia Anton Alikhanov.
Agus menilai dialog teknis yang intensif menjadi kunci kelancaran hubungan dagang dan investasi, terutama untuk mengatasi kendala logistik akibat jarak geografis. Upaya tersebut diperkuat melalui Working Group on Trade, Investment and Industry Indonesia- Rusia yang menghasilkan kesepakatan teknis di berbagai sektor, mulai dari industri, logistik, hingga standardisasi dan keuangan.
Indonesia juga mendorong percepatan penyelesaian Indonesia Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (IEAEU FTA). Perjanjian ini dinilai akan memperluas akses pasar produk industri nasional ke kawasan Eurasia melalui penguatan daya saing tarif dan pengurangan hambatan non-tarif.
Dalam kerja sama multilateral, Indonesia menyatakan komitmennya untuk berperan aktif di bawah kerangka BRICS, khususnya melalui partisipasi dalam BRICS Centre for Industrial Competences (BCIC). Fokus kerja sama mencakup digitalisasi industri, kecerdasan buatan, bioindustri, hingga penguatan industri kecil dan menengah.
Forum Indonesia – Russia Business Matching sendiri menghasilkan capaian konkret berupa penandatanganan MoU antara Himpunan Kawasan Industri (HKI) dengan dua lembaga Rusia, yaitu Foreign Trade Center (FTC) dan Association of Industrial Parks (AIP). Kesepakatan ini membuka peluang investasi, joint manufacturing, pertukaran informasi kawasan industri, serta alih teknologi.
Menperin menegaskan bahwa rangkaian agenda tersebut memperlihatkan keseriusan Indonesia dan Rusia dalam memperkuat kemitraan ekonomi yang berkelanjutan. Indonesia juga menyatakan kesiapan tampil sebagai Partner Country pada pameran industri terbesar Rusia, INNOPROM 2026, yang akan digelar Juli 2026.
“INNOPROM 2026 menjadi momentum strategis untuk memperkenalkan kekuatan industri manufaktur Indonesia dan memperluas kolaborasi global,” kata Agus. (Red).
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













