Sejumlah WNI tampil membawakan lagu perjuangan dengan angklung untuk menyambut kedatangan Kepala Negara saat tiba di hotel tempatnya bermalam di Pakistan, pada Senin, 8 Desember 2025. Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev.
Publikbicara.com – Suasana hangat membalut kedatangan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, di Islamabad, Pakistan, Senin (8/12/2025). Di balik rangkaian seremoni kenegaraan yang disiapkan pemerintah Pakistan, ada warna berbeda yang justru mencuri perhatian alunan angklung yang dimainkan para warga negara Indonesia (WNI) di perantauan.
Di lobi hotel tempat Presiden bermalam, puluhan diaspora Indonesia tampil membawakan lagu-lagu perjuangan. Suara khas angklung menghadirkan nuansa Tanah Air yang seolah menembus batas jarak dan waktu. Salah satunya adalah Tamara, anggota kelompok angklung binaan KBRI Islamabad, yang mengaku proses kreatif mereka kali ini berlangsung sangat singkat.
“Latihannya cuma sepuluh hari kurang, tapi semangatnya luar biasa,” ujarnya dikutip dari laman BPMI Setpres.
Kelompok angklung ini bukan pendatang baru dalam forum budaya internasional. Mereka berkali-kali terlibat dalam agenda diplomasi kultural di Pakistan dari resepsi peringatan 75 tahun hubungan bilateral hingga tampil di Indonesian Expo di pusat kota Islamabad. Setiap penampilan selalu disambut dengan takjub oleh masyarakat lokal maupun tamu asing.
“Alhamdulillah, semua selalu antusias. Angklung itu membawa suasana damai dan hangat,” ungkap Tamara.
Namun, tampil di hadapan Presiden menjadi pengalaman paling berkesan bagi mereka. Tamara menuturkan momen ketika Prabowo menghampiri rombongan dan ikut bersenandung bersama menjadi sesuatu yang sulit dilupakan.
“Rasanya terharu sekali. Kita happy banget melihat Bapak Presiden menikmati penampilan kami,” katanya.
Menutup keterangannya, Tamara menyampaikan pesan sederhana, namun penuh solidaritas dari diaspora untuk pemimpin negaranya. “Pak Presiden sehat selalu, semangat. Karena kita pun semangat.”
Hadirnya komunitas Indonesia dalam penyambutan ini menjadi simbol kuatnya ikatan emosional antara negara dan warganya di luar negeri.
Lebih dari itu, penampilan angklung para diaspora menjadi pengingat bahwa diplomasi budaya tak hanya bergerak dari pemerintah ke pemerintah, tetapi juga dari rakyat untuk dunia menjaga jalinan persahabatan Indonesia Pakistan yang telah memasuki usia 75 tahun. (Red).
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow












