Publikbicara.com – Banyak cerita dan pengalaman near-death experience (NDE) menggambarkan bahwa sesaat sebelum meninggal, seseorang melihat “kilasan hidup” — fragmen kenangan bahagia yang pernah dialami. Ide ini populer dalam film, kisah spiritual, hingga kesaksian penyintas kondisi kritis.
Secara emosional, gagasan tersebut terasa menenangkan. Bayangan seseorang yang melihat kembali wajah orangtua, masa kecil, atau momen paling berharga dalam hidupnya memberikan harapan bahwa kematian bukan hanya akhir, melainkan transisi yang lebih lembut.
Namun bagaimana penjelasan sains?
Penelitian menunjukkan bahwa otak tidak langsung berhenti bekerja ketika jantung berhenti berdetak.
Aktivitas listrik kompleks masih muncul dalam 20–30 detik pertama, bahkan dapat bertahan hingga 2–5 menit setelah kematian klinis.
Dalam beberapa rekaman EEG, ilmuwan menemukan gelombang gamma yang identik dengan proses mengingat memori kuat, emosi dalam, dan kesadaran intens.
Meski begitu, sains belum bisa memastikan bahwa otak benar-benar memutar “kenangan bahagia.” Yang jelas:
Otak masih aktif sesaat sebelum kematian.
Aktivitasnya berpotensi terkait memori dan kesadaran.
Kilasan hidup bisa menjadi respons neurologis akibat stres ekstrem.
Artinya, secara ilmiah fenomena ini mungkin terjadi, namun belum dapat disimpulkan secara pasti.
Terlepas dari perdebatan ilmiah, manusia selalu mencari makna di detik terakhir hidupnya.
Dan jika benar otak memberikan kesempatan untuk melihat kembali kebahagiaan yang pernah kita simpan, mungkin itu adalah hadiah kecil sebelum berpulang.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow












