Irigasi Sodong Jasinga setelah dilakukan pembersihan dan pengangkatan sedimentasi.
Publikbicara.com – Alokasi anggaran kegiatan untuk perbaikan rehabilitasi saluran Irigasi di Kabupaten Bogor terbilang minim.
Misalnya, UPT Infrastruktur Irigasi Kelas A Wilayah V Jasinga hanya kebagian jatah anggaran sebesar Rp2,2 miliar jika ditotal dari beberapa kegiatan reguler di wilayah tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Kabupaten Bogor, Nurodin secepatnya akan mendorong penambahan anggaran untuk bidang Sumber Daya Air (SDA) pada pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) di tahun 2026.
“Agenda yang akan datang kami masuk pada pembahasan RAPBD tahun 2026 ini menjadi agenda kami, terimakasih masuknya, saya akan coba,” sebut Nurodin seperti dilansir dari beritasatoe.com pada Rabu (8/10).
Ia mengatakan, pasca bencana awal tahun 2020 lalu banyak irigasi yang mengalami kerusakan dan sedimentasi khususnya wilayah Bogor Barat.
“Memang betul yang namanya Sodong dan beberapa irigasi yang ada di Bogor Barat pasca bencana pergerakan recovery air terlihat progresnya masih agak jauh dari kelihatan,” sebutnya.
Ia juga telah mengantongi aspirasi masyarakat Cigudeg, Sukajaya, Nanggung dan Jasinga terkait irigasi.
Di sisi lain, kata dia, goal untuk ketahanan pangan menjadi suatu jargon yang harus diwujudkan.
“Sudah kami kantongi jadi pembahasan serius nanti kita akan coba rumuskan apa-apa yang kemudian harus dijawab lebih cepat, bagaimana mendorong ketahanan pangan berjalan dan sektor pertanian berjalan juga,” ungkap Jaro Peloy sapaan akrabnya.
Sementara minimnya pasokan air di saluran Irigasi Sodong, yang mengairi areal pertanian di Desa Bagoang dan Desa Pangaur, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, berdampak serius terhadap aktivitas pertanian warga.
Akibat saluran tertutup sedimentasi, lahan sawah di dua desa tersebut mengalami kekeringan hingga enam tahun terakhir.
Kepala UPT Infrastruktur Irigasi Kelas A Wilayah V, Esda Permana Lukman, mengakui kondisi tersebut terjadi akibat tingginya sedimentasi di sepanjang jalur irigasi yang mencakup wilayah Kampung Tarisi, Desa Bagoang hingga Desa Pangaur.
“Penyebab utama tersumbatnya saluran Sodong adalah sedimentasi yang menumpuk. Air tidak mengalir ke hilir selama enam tahun terakhir,” ujar Esda saat dikonfirmasi, Jumat (3/10/2025).
Esda mengungkapkan bahwa masalah klasik dalam sektor irigasi adalah minimnya alokasi anggaran. Dari seluruh wilayah kerja UPT Irigasi di Kabupaten Bogor, dana yang diterima untuk kegiatan reguler disebut sangat terbatas.
Esda juga menyoroti ketimpangan perhatian pemerintah terhadap sektor irigasi, meski isu ketahanan pangan terus digaungkan. (Ama).
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













