Acara Riungan Gede SABAKI di aula pertemuan, Kasepuhan Gelar Alam, Kabupaten Sukabumi.
Publikbicara.com – Nurodin atau yang akrab disapa Jaro Peloy secara resmi dipercaya baris kolot (tetua adat) sebagai Ketua II Kesatuan Adat Banten Kidul (SABAKI).
Kepastian itu setelah Ketua Umum SABAKI, H. Sukanta mengumumkan susunan kepengurusan periode 2025-2030 dalam acara Riungan Gede SABAKI di aula pertemuan, Kasepuhan Gelar Alam, Kabupaten Sukabumi.
Jaro Peloy mengapresiasi acara Riungan Gede SABAKI yang telah dilaksanakan selama dua hari itu.
“Saya melihat sangat luar biasa pertemuan ini dan ada beberapa agenda kedepan yang akan dilakukan,” ungkap Jaro Peloy di Kasepuhan Gelar Alam, Minggu (5/10).
Ia menyampaikan dengan adanya perwakilan dari Bogor pihaknya akan melakukan konsolidasi secepatnya.
“Akan melakukan konsolidasi, bagaimana agar lebih kompak, lebih guyub biar jalan bareng,” ungkapnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Anggota DPRD Kabupaten Bogor menilai akan lebih baik mana kala ada satu kekompakan dalam satu wadah SABAKI.
“Kenapa SABAKI karena memang ini ada di wewengkon yang memang sangat berkaitan erat dengan sejarah leluhur dulu,” jelas Nurodin.
Mengenai Perda Adat, Ia telah menjalin komunikasi serta konsolidasi dengan beberapa Fraksi-Partai Politik.
“Insyaallah kita akan dorong saya pun sudah konsolidasi dengan beberapa fraksi untuk bagaimana kedepan Perda Pengakuan Masyarakat adat ini bisa dilahirkan,” sebut Nurodin.
“Pak Bupati pernah memberikan statement bahwa beliau pun memang kedepan ingin bagaimana adat ini ditempatkan dalam satu tempat kemudian regulasinya ada,” tambahnya.
Dia menegaskan, berbicara soal Perda Masyarakat Adat memang sesuatu yang sangat wajib hukumnya diperjuangkan karena jauh sebelum Indonesia merdeka masyarakat adat itu sudah ada.
Menurutnya, masyarakat adat juga memiliki peran penting sejak dahulu hingga sekarang.
Ia mencontohkan, bagaimana program besar menuju kedaulatan pangan, mereka telah melaksanakan.
“Kalau kita lihat disetiap wewengkon masyarakat kasepuhan yang menjalankan adat dan tradisi salah satu contoh keberhasilan ketahanan pangan,” jelasnya.(Ama).
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













