Publikbicara.com– Ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali menghantui warga Kabupaten Bogor. Kali ini, tiga orang warga Kecamatan Leuwiliang mulai dari balita hingga orang dewasa dilaporkan positif terinfeksi DBD akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Kepala Puskesmas Leuwiliang, dr. James Tambunan, menyebut bahwa kasus ini mencuat seiring masuknya musim hujan dan kondisi lingkungan yang lembap faktor ideal bagi nyamuk pembawa virus untuk berkembang biak.
“Saat ini ada sekitar tiga kasus DBD di wilayah kami. Ini sangat mungkin terjadi karena curah hujan tinggi dan kondisi lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk,” jelas dr. James, Kamis (2/7/2025) kemarin.
Yang mengkhawatirkan, lanjut dia, para penderita DBD kebanyakan berasal dari kelompok usia anak sekolah dan pekerja kantoran.
Dua kelompok yang sehari-hari berada di ruangan tertutup, yang ternyata justru menjadi tempat strategis bagi nyamuk untuk bersarang.
“Banyak yang terjangkit adalah anak sekolah dan pekerja kantoran yang aktivitasnya dominan di ruang tertutup. Di tempat seperti itulah nyamuk demam berdarah sering bersembunyi,” tambahnya.
Selain faktor cuaca, dr. James menyoroti gaya hidup masyarakat yang masih abai terhadap kebersihan lingkungan.
Genangan air, wadah bekas, serta tumpukan sampah menjadi tempat favorit bagi nyamuk berkembang biak dengan cepat.
“Banyak yang belum sadar. Tempat air yang tak dikuras, botol bekas, atau bahkan pot bunga yang menampung air hujan bisa jadi sarang nyamuk. Kalau ini terus dibiarkan, kasus akan terus bermunculan,” katanya.
Puskesmas Leuwiliang sudah mulai bergerak cepat dengan melakukan penyemprotan (fogging) di sejumlah titik yang diduga menjadi lokasi sarang nyamuk.
Namun, dr. James menegaskan bahwa fogging hanyalah langkah darurat.
“Pencegahan yang paling efektif justru datang dari masyarakat itu sendiri. Jaga lingkungan, biasakan 3M: Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang. Jangan tunggu ada korban jiwa baru bergerak,” tegasnya.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













