Publikbicara.com — Sebuah pesta sesama jenis di sebuah vila kawasan Puncak, tepatnya di Desa Megamendung, Kabupaten Bogor, terbongkar dini hari Minggu lalu.
Tak tanggung-tanggung, sebanyak 75 orang laki-laki diamankan pihak Polres Bogor dalam operasi yang dipicu hasil deteksi dini oleh sebuah lembaga yang baru terbentuk: Rumah Merah Putih.
Fakta mengejutkan ini diungkap langsung oleh Bupati Bogor, Rudy Susmanto, yang menyatakan bahwa keberhasilan pengungkapan pesta tersebut merupakan buah dari kerja sigap dan pemetaan sosial yang dilakukan tim pencegahan.
“Kejadian pengamanan pesta gay kemarin, itu hasil pendeteksian dini yang dilakukan Rumah Merah Putih dan tim khusus lainnya,” ungkap Rudy kepada wartawan pada Selasa, 24 Juni 2025.
Rumah Merah Putih, lembaga yang baru dibentuk pada Mei 2025, menjadi garda terdepan dalam pendeteksian komunitas LGBT, serta pemetaan penyebaran penyakit menular seperti HIV dan sipilis, juga peredaran narkotika di wilayah Bogor.
Tak hanya mengandalkan pelaporan warga, tim ini juga melakukan pendataan aktif di 40 kecamatan dan 435 desa/kelurahan, sebagai langkah preventif agar Bumi Tegar Beriman tidak terpapar lebih luas oleh berbagai ancaman sosial tersebut.
“Kami tak hanya mencegah, tetapi juga melakukan upaya intervensi lainnya,” ujar Rudy, ayah tiga anak sekaligus politisi dari Partai Gerindra.
Langkah tegas pun didukung penuh oleh Pemkab Bogor terhadap Polres Bogor, yang kini menjerat pelaku dan penyelenggara dengan Pasal 33 Jo Pasal 7 dan/atau Pasal 36 Jo Pasal 10 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi, serta Pasal 296 KUHP tentang prostitusi.
“Kami mendukung penuh upaya hukum yang dilakukan oleh Polres Bogor,” tegas Rudy.
Dari hasil pemeriksaan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, diketahui bahwa dari 75 pria yang diamankan, satu orang kabur saat proses pemeriksaan darah berlangsung. Dari 74 orang yang tersisa, beberapa di antaranya dinyatakan reaktif terhadap HIV dan sipilis.
“Dari 74 orang itu, ada yang reaktif HIV maupun sipilis,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan, Fusia Meidiawaty seperti dilansir dari inilahkoran. Selasa, 24 Juni 2025.
Kasus ini menjadi tamparan keras bagi citra kawasan Puncak yang selama ini dikenal sebagai destinasi wisata keluarga dan religius.
Pemerintah Kabupaten Bogor kini berjanji akan memperketat pengawasan di kawasan wisata dan menggalakkan edukasi sosial, terutama terkait bahaya seks bebas, narkotika, dan penyimpangan sosial.
Dalam diamnya malam, di tengah dingin Puncak, sebuah pesta diam-diam telah berubah menjadi alarm keras bagi masyarakat, bahwa bahaya itu nyata, dan perlu ketegasan serta kepedulian bersama untuk menjaga moral, kesehatan, dan keselamatan generasi.
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













