Beranda News Korea Utara Ancam Turun Tangan: Rudal Hipersonik dan Perang Global Menghantui Konflik...

Korea Utara Ancam Turun Tangan: Rudal Hipersonik dan Perang Global Menghantui Konflik Iran-Israel-AS

Publikbicara.com — Ketegangan di Timur Tengah kini melebar ke kawasan Pasifik. Dalam eskalasi terbaru konflik bersenjata antara Iran melawan aliansi Amerika Serikat dan Israel, pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, mengeluarkan kecaman keras terhadap intervensi militer AS.

Lebih dari itu, Korea Utara menyatakan kesiapan untuk mendukung Iran, memperingatkan bahwa keterlibatan lebih lanjut bisa memicu bencana global—termasuk perang nuklir.

“Kami mengecam keras agresi Amerika terhadap Iran yang jelas-jelas melanggar prinsip dasar Piagam PBB mengenai kedaulatan negara,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara dalam pernyataan yang disampaikan melalui kantor berita pemerintah, Senin (23/6/2025).

READ  Iran Ancam Tutup Selat Hormuz, Harga Minyak Melonjak: Dunia Waspada Dampak Geopolitik

Melalui pernyataan resminya, Pyongyang juga menuding Israel menggunakan kekuatan militer demi kepentingan sepihak, termasuk dalam upaya ekspansi wilayah di kawasan Timur Tengah yang kini turut menjangkau wilayah strategis Iran.

Rudal-Rudal Mematikan dan Ancaman Perang Skala Besar

Konflik tiga arah ini semakin mencekam seiring intensifnya aksi saling tembak rudal antara Iran, Israel, dan Amerika Serikat. Kim Jong Un menegaskan bahwa negaranya siap mengambil langkah militer jika situasi semakin memburuk—dan hal itu, katanya, “tidak akan bersifat konvensional.”

READ  Regenerasi Jadi Sorotan, Musywil ke-9 Pemuda Muslim Sumut Resmi Ditutup di Parapat

Kekhawatiran internasional langsung meningkat mengingat kekuatan rudal yang dimiliki Korea Utara.

Negara tertutup itu telah menunjukkan perkembangan signifikan dalam teknologi senjata, termasuk:

Rudal Balistik Jarak Jauh dan ICBM: Beberapa di antaranya diklaim mampu menjangkau daratan Amerika Serikat.

READ  Israel Hujani Suriah dengan Serangan Dahsyat Setelah Runtuhnya Rezim Assad

Rudal Hipersonik: Uji coba terbaru menunjukkan rudal ini mampu melesat dengan kecepatan tinggi dan presisi, sulit dihadang sistem pertahanan udara.

Teknologi Miniaturisasi Nuklir: Korea Utara terus mengembangkan kemampuan membawa hulu ledak nuklir pada berbagai jenis rudal.

Sistem Anti-Pesawat dan Kapal Perang Canggih: Kapal perusak Choe Hyon yang akan beroperasi tahun depan diklaim sebagai kapal perang terkuat Korut.

READ  Sejarah AS Vs Iran : TRAGEDI IRAN AIR 655 Salah Tembak di Langit Hormuz, AS Enggan Minta Maaf

Pada 8 Mei 2025, Korea Utara meluncurkan sejumlah rudal balistik jarak pendek ke arah Laut Timur dari wilayah Wonsan.

Uji coba ini menyusul pengawasan Kim Jong Un atas sistem senjata canggih yang akan ditempatkan di kapal perangnya.

Korea Selatan dan Amerika Serikat merespons dengan kewaspadaan tinggi. Militer Korea Selatan bahkan dilaporkan menembakkan rudal balasan ke laut sebagai sinyal kesiagaan.

READ  Sejarah AS Vs Iran : TRAGEDI IRAN AIR 655 Salah Tembak di Langit Hormuz, AS Enggan Minta Maaf

Di sisi lain, laporan intelijen menyebut bahwa Korea Utara kemungkinan mengirimkan ribuan personel militernya ke kawasan konflik di Ukraina meski hal ini belum mendapat konfirmasi resmi.

Uji coba sistem pertahanan udara dan rudal hipersonik oleh Korea Utara semakin menambah kompleksitas situasi keamanan global.

Negara-negara besar seperti Tiongkok dan Rusia pun disebut turut memantau eskalasi ini dengan saksama.

READ  Sampiran Literasi: Dari Kata ke Aksi, Dari Aksi ke Perubahan, Menguji Keberanian Masyarakat untuk Berpikir dan Bergerak

Keterlibatan Korea Utara baik secara militer langsung atau sebagai pemasok teknologi dan senjata bagi Iran akan mengubah peta kekuatan strategis kawasan.

Aliansi AS-Israel bisa kehilangan keunggulan superioritas udara jika berhadapan dengan teknologi rudal Korea Utara yang dikenal sulit dicegat.

Analis geopolitik memperingatkan bahwa krisis ini bisa menyatu dalam skenario “perang tiga front”: Israel-Iran di Timur Tengah, AS-Iran di Teluk Persia, dan AS-Korut di Pasifik.

READ  Sampiran Literasi: Dari Kata ke Aksi, Dari Aksi ke Perubahan, Menguji Keberanian Masyarakat untuk Berpikir dan Bergerak

Ketiganya menciptakan risiko besar bagi stabilitas global, harga minyak, perdagangan internasional, dan keamanan energi.

Dari Timur Tengah ke Semenanjung Korea, dunia kini berdiri di ambang konflik berskala besar.

Pernyataan tegas dari Korea Utara bukan sekadar retorika, melainkan sinyal bahwa perang satu wilayah bisa berubah menjadi krisis global jika tidak segera diredakan.

READ  Paguyuban Jasinga Bogor Rutin Gelar “Sampiran Literasi” untuk Tingkatkan SDM dan Cegah Prilaku Main Hakim Sendiri

“Ketika tiga kekuatan nuklir berseteru di panggung terbuka, dunia harus berhati-hati. Satu tembakan yang salah sasaran bisa memicu reaksi berantai,” ujar seorang diplomat senior yang enggan disebutkan namanya.

Sementara itu, masyarakat internasional menanti dengan cemas: apakah jalur diplomasi akan kembali terbuka, atau perang besar hanya tinggal hitungan hari.***

Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow

Artikulli paraprakIran Ancam Tutup Selat Hormuz, Harga Minyak Melonjak: Dunia Waspada Dampak Geopolitik
Artikulli tjetërKhamenei Bersembunyi di Bunker, Ancaman Pembunuhan dari Israel dan AS Semakin Terbuka