Publikbicara.com – Kondisi Jembatan Ki Lecut yang menghubungkan Desa Jasinga dan Desa Pamagersari, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, kian memprihatinkan.
Pondasi jembatan yang menjadi akses utama warga, terutama di Kampung Pagutan RT 01 RW 01, tampak rapuh dan terancam ambruk sewaktu-waktu, terlebih saat hujan deras mengguyur dan debit Sungai Cikeam serta Cidurian meningkat.
Warga setempat mendesak pemerintah desa bertindak cepat dan konkret. Salah satunya, Lukman yang akrab disapa Tompel mengaku waswas terhadap keselamatan warga bila kondisi ini terus diabaikan.
“Harapannya ada pembangunan untuk pondasinya yang sudah rapuh. Kalau banjir datang sekali lagi, bisa mencelakakan masyarakat,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Senin (16/6/2025).
Menurut Lukman, pemerintah desa sebenarnya sudah mengetahui kondisi jembatan. Bahkan, Kepala Desa Jasinga, Badruddin Selamet, disebut sempat meninjau langsung saat gotong-royong warga berlangsung.
“Pas gotong-royong se-Desa Jasinga, Pak Kades datang dan lihat langsung kerusakannya. Waktu itu bilang ‘oke kita bangun’. Tapi setelah ditanya lagi, jawabannya ‘nanti aja’. Nggak tahu kenapa,” lanjutnya dengan nada kecewa.
Dua Desa, Satu Masalah — Tapi Siapa Bertanggung Jawab?
Kepala Desa Pamagersari, Nurohman, turut menanggapi desakan warga tersebut.
Dalam pernyataan singkatnya, ia menyebut persoalan Jembatan Ki Lecut memang pernah masuk dalam pembahasan pembangunan desa.
Namun, karena jembatan ini menghubungkan dua wilayah administrasi, maka tanggung jawab pembangunan pun harus dibagi.
“Pembahasan ada, cuman memang harus dua desa yang berperan. Mudah-mudahan tahun depan Desa Pamagersari dan Desa Jasinga bisa mengalokasikan,” ujarnya melalui pesan singkat.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













