Beranda News Sampiran Literasi di Tengah Gelap: Paguyuban Jasinga Bogor Menyulut Api Pengetahuan dari...

Sampiran Literasi di Tengah Gelap: Paguyuban Jasinga Bogor Menyulut Api Pengetahuan dari Pinggiran

Publikbicara.com – Jasinga, Bogor, 14 Juni 2025 Di tengah sepi yang makin rapuh dan zaman yang kian gaduh, sebuah cahaya kecil menyala dari sudut barat Kabupaten Bogor.

Bukan lampu sorot dari panggung gemerlap, melainkan cahaya lilin seadanya yang menari lemah di Pendopo Eks Kewedanaan Jasinga, bangunan tua yang bahkan belum rampung berdiri.

Namun dari sanalah, Paguyuban Jasinga Bogor (PJB) mencoba menyulut kembali api literasi, yang kerap padam ditelan rutinitas dan abai kolektif.

READ  Bupati Bogor Jajal Lintasan Off-Road: “Akhirnya Bisa Tertawa Bahagia di Atas Jeep!”

Paguyuban terdaftar secara resmi dengan nomor register AHU-0002559.AH.01.07.Tahun 2025 ini, menggelar kegiatan bertajuk “Sampiran Literasi: Mengenal Peran Paguyuban dalam Sistem Sosial, Politik, dan Budaya.”

Judul yang terdengar klasik, mungkin terlalu akademik bagi sebagian, tapi justru itulah yang menjadi pintu guna menyelami makna paguyuban bukan sebagai nostalgia, melainkan sebagai strategi bertahan dalam hiruk-pikuk zaman.

Dimulai pukul 16.00 WIB, para peserta larut dalam sesi membaca buku sejarah yang mengurai simpul lama antara Jasinga dan Banten.

Dua wilayah yang kerap terlupakan dalam narasi besar, namun punya luka dan warisan yang layak dibicarakan.

READ  Kabupaten Bogor Jadi Tuan Rumah IOF National Championship Seri 1: Gebrakan Off-road Meriahkan HJB ke-543

Diskusi kemudian berlanjut hingga malam menjelang. Tanpa proyektor, tanpa sistem suara mewah, hanya lilin, tikar, dan rasa ingin tahu yang menghangatkan udara.

Tatang Hulantara, Ketua PJB, menuturkan dengan nada yakin bahwa kegiatan ini akan menjadi agenda rutin.

“Alhamdulillah kegiatan inspiratif ini berjalan lancar. Insyaallah, akan rutin digelar setiap Sabtu malam. Ini bukan sekadar kumpul, tapi proses penempaan membentuk SDM yang sadar sejarah, paham posisi, dan kuat dalam komunitas,” ungkapnya.

READ  Pisang Jawara, Hortikultura Juara: Buah Lokal Jadi Andalan Produksi Nasional!

Sementara itu, Rahmat Pamatuk, pembina PJB yang dikenal bersahaja namun tajam dalam tutur, mengingatkan para anggota untuk menjaga kehormatan organisasi.

“Paguyuban ini bukan tempat main-main. Setiap anggota harus menjaga marwahnya, karena dari sinilah kelak akan lahir orang-orang yang mampu memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” tegasnya di tengah suasana yang sunyi namun khidmat.

Ironi pun terasa mengiris. Sebuah kegiatan yang bicara tentang peran sosial dan politik, justru berlangsung di tempat yang belum tuntas dibangun, dengan cahaya yang belum mampu mengusir seluruh gelap.

Namun di situlah letak harapannya, bahwa perjuangan mencerdaskan bukan hanya milik kota besar dan ruang ber-AC. Ia juga bisa lahir dari desa, dari pinggiran, dari lilin yang tak takut padam.

READ  Bupati Bogor Jajal Lintasan Off-Road: “Akhirnya Bisa Tertawa Bahagia di Atas Jeep!”

Paguyuban Jasinga Bogor, Mereka sedang menulisnya kembali dengan pena sederhana, di halaman yang sering diabaikan.

Dan siapa tahu, mungkin dari sampiran seperti ini, akan lahir narasi besar yang mengubah wajah masa depan.***

Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow

Artikulli paraprakBupati Bogor Jajal Lintasan Off-Road: “Akhirnya Bisa Tertawa Bahagia di Atas Jeep!”
Artikulli tjetërMenyelami Lumpur Sosial, Bab I: Kajian Getir di dalam Akar Penyakit Sosial Masyarakat.