Publikbicara.com – Prihal Relokasi Puskesmas Curugbitung di Desa Curugbitung, Kecamatan Nanggung yang dikeluhkan lantaran gagal direlokasi tahun ini.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor berkilah bahwa rencana relokasi Puskesmas Curugbitung masih menjadi salah satu prioritas Dinas Kesehatan (Dinkes), meski realisasinya harus dijadwalkan ulang ke tahun 2026 karena keterbatasan anggaran.
Hal ini dijelaskan oleh Kepala Dinkes Kabupaten Bogor, dr. Fusia, menanggapi pertanyaan publik mengenai kelanjutan proyek tersebut.
“Relokasi Puskesmas Curugbitung bukan hal baru. Ini sudah masuk dalam rencana kerja Dinas Kesehatan sejak lama dan telah dibahas dalam forum Musrenbang maupun usulan RKPD. Namun realisasinya sangat bergantung pada kemampuan fiskal daerah,” kata dr. Fusia dalam keterangan resmi, dikutip dari akun Instagram Pemkab Bogor.

Dalam proses perubahan anggaran parsial tahap 1 tahun ini, Pemerintah Kabupaten Bogor melakukan peninjauan kembali terhadap seluruh kegiatan pembangunan, termasuk sektor kesehatan.
Rasionalisasi dan penyesuaian anggaran menyebabkan sejumlah program, seperti pengadaan lahan dan rehabilitasi Puskesmas Pembantu (Pustu), harus ditunda pelaksanaannya.
“Bukan dibatalkan, tapi dijadwalkan ulang. Ini bagian dari manajemen fiskal yang sehat. Anggaran harus dikelola sesuai skala prioritas yang dinamis dan kemampuan keuangan aktual,” tegas dr. Fusia.

Meski menghadapi tekanan fiskal, Pemkab Bogor memastikan bahwa perhatian terhadap fasilitas kesehatan di wilayah yang membutuhkan, seperti Curugbitung, tetap menjadi komitmen utama.
Menurut Fusia, Dinkes akan kembali memperjuangkan relokasi Puskesmas Curugbitung dalam proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Kebijakan Umum Anggaran-Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) tahun anggaran 2026.
“Kami tidak tinggal diam. Usulan relokasi akan kembali diperjuangkan. Ini adalah bentuk keseriusan kami dalam menjaga kualitas pelayanan publik, terutama di daerah yang membutuhkan,” tutupnya. Sumber IG Kabupaten Bogor.

Sebelumnya, polemik seputar batalnya relokasi Puskesmas Curugbitung mencuat dan menuai keluhan warga, Anggota DPRD Kabupaten Bogor pun turun tangan.
Di mana, Anggota Komisi IV DPRD, Dr. Usep Nukliri, melakukan inspeksi mendadak ke lokasi puskesmas yang disebut-sebut sudah tak layak itu.
Namun kedatangannya bukan dengan jas resmi atau rombongan protokoler. Ia datang hanya dengan kaos oblong dan sandal jepit, menyamar bak petani biasa.
“Saya memang sengaja berpakaian seperti warga desa. Ingin merasakan langsung pengalaman pasien saat berobat ke sini. Apakah pelayanannya layak? Apakah fasilitasnya memadai?” ungkapnya. Selasa, (10/6/2025).

Dan hasilnya? Mengejutkan sekaligus memprihatinkan.
“Pelayanan sudah cukup baik, hanya saja gedung puskesmas ini sudah tidak layak. Pasien sangat banyak, tapi ruang periksa sempit, dinding rusak, dan mushola pun hanya seluas 1,5 x 1,5 meter.” keluh Usep.
Lebih jauh, ia menyoroti kondisi halaman puskesmas yang bahkan tidak jelas statusnya.
“Lahan parkir dan halaman pun nyempil di antara bangunan desa dan sekolah. Bahkan digunakan bebas untuk berdagang oleh warga sekitar. Ini bukan fasilitas kesehatan, ini seperti pos ronda besar yang dipaksa melayani ratusan pasien per hari,” tegasnya.
Dr. Usep mendesak Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor untuk tidak menutup mata. Relokasi puskesmas bukan hanya soal bangunan, tapi soal martabat pelayanan publik.

Ia menilai sudah saatnya puskesmas tersebut dipindahkan ke lokasi yang lebih manusiawi dan memenuhi standar kesehatan.
“Kalau pelayanan kesehatan dibiarkan seperti ini, sama saja kita membiarkan rakyat sakit tanpa kepedulian,” pungkasnya.****
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













