Publikbicara.com– Israel dilaporkan telah menyetujui proposal gencatan senjata selama dua bulan yang diajukan oleh Amerika Serikat.
Kesepakatan ini mencakup pembebasan 10 sandera yang masih hidup serta pemulangan jenazah 18 sandera yang telah meninggal.
Informasi ini disampaikan oleh seorang pejabat tinggi Israel, yang menyebut bahwa kesepakatan tersebut merupakan hasil inisiatif utusan khusus AS, Steve Witkoff.
Persetujuan itu juga dikonfirmasi langsung oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam pertemuan dengan keluarga para sandera yang tergabung dalam Forum Sandera dan Keluarga Hilang.
“Proposal tersebut menyerukan pembebasan 10 sandera yang masih hidup dan 18 sandera yang telah meninggal, serta gencatan senjata selama 60 hari,” ujar Netanyahu sebagaimana dilaporkan CNN, Jumat (30/5/2025).
Tanda Positif di Tengah Krisis: Meski disepakati, belum ada kepastian apakah kesepakatan ini akan membuka jalan menuju perundingan damai jangka panjang antara Israel dan Hamas.
Sumber menyebutkan bahwa proposal tersebut belum mencakup pembahasan terkait penghentian permanen perang – sebuah tuntutan utama dari pihak Hamas yang selama ini ditolak Israel.
Langkah ini dinilai sebagai perkembangan signifikan dalam upaya diplomatik yang telah berlangsung berbulan-bulan di tengah meningkatnya tekanan internasional agar konflik berkepanjangan ini segera diakhiri.
Respons Dunia Internasional: Persetujuan Israel atas proposal dari AS ini disambut positif oleh sejumlah pihak, termasuk negara-negara Eropa dan organisasi kemanusiaan internasional.
Banyak pihak berharap, jeda kemanusiaan ini dapat menjadi momentum untuk membuka dialog yang lebih konstruktif menuju perdamaian berkelanjutan.
Namun, pengamat menilai bahwa tantangan ke depan masih besar, mengingat posisi politik kedua belah pihak yang masih saling berseberangan, terutama terkait status wilayah, keamanan jangka panjang, dan masa depan pemerintahan di Gaza.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













