Publikbicara.com– Black hole atau lubang hitam kembali menarik perhatian publik, terutama sejak berhasil “dipotret” pertama kalinya oleh Event Horizon Telescope (EHT) pada tahun 2019.
Tapi, pertanyaan klasik pun muncul kembali: mengapa black hole berwarna hitam? Apakah objek misterius ini bisa benar-benar dilihat?
Secara ilmiah, black hole berwarna hitam karena menyerap seluruh cahaya yang masuk ke dalamnya.
Tidak ada satu pun cahaya yang bisa lepas dari tarikan gravitasinya yang sangat kuat. Tanpa cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan, black hole pun tak terlihat oleh mata manusia—dan itulah alasan mengapa ia tampak hitam.
“Cahaya adalah alat utama kita untuk melihat benda di alam semesta. Jika cahayanya tidak bisa kembali, maka kita tidak bisa melihatnya. Itulah yang terjadi pada black hole,” ujar seorang astronom dalam keterangan tertulis.
Meski tidak dapat dilihat secara langsung, para ilmuwan tetap bisa mengetahui keberadaan black hole melalui efek-efek di sekitarnya.
Salah satu efek paling mencolok adalah accretion disk—cakram bercahaya yang terbentuk dari materi panas yang berputar mengelilingi black hole sebelum akhirnya tersedot masuk.
Tak hanya itu, medan gravitasi black hole yang ekstrem juga dapat membelokkan cahaya dari benda-benda di sekitarnya, menciptakan efek yang dikenal sebagai gravitational lensing atau lensa gravitasi.
Fenomena inilah yang berhasil diabadikan oleh Event Horizon Telescope pada 2019 lalu.
Dalam foto ikonik tersebut, bukan lubang hitamnya yang terlihat, melainkan cincin bercahaya di sekelilingnya—cahaya dari materi panas yang mengorbit dan termanipulasi oleh gravitasi supermasif.
Dengan kemajuan teknologi dan kolaborasi ilmuwan di seluruh dunia, misteri seputar black hole perlahan mulai terungkap.
Namun, satu hal tetap jelas: black hole tidak berwarna hitam karena warnanya, melainkan karena ia menyerap segalanya termasuk cahaya.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow
