Publikbicara.com– Harga minyak dunia mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah mengalami tekanan selama beberapa pekan terakhir.
Pada perdagangan Selasa (6/5), harga minyak Brent berjangka untuk kontrak Juli 2025 melonjak sebesar 3,1% dan ditutup di level 62,15 dolar AS per barel.
Kenaikan tajam ini diyakini dipicu oleh aksi beli para trader, yang melihat harga telah menyentuh area oversold secara teknikal indikasi bahwa harga sudah terlalu rendah akibat aksi jual besar-besaran yang sebelumnya terjadi karena kekhawatiran membanjirnya pasokan dari peningkatan produksi negara-negara anggota OPEC+.
Namun, sentimen pasar tak hanya terbentuk dari sisi teknikal. Faktor fundamental juga ikut menopang penguatan harga.
Di antaranya adalah munculnya sinyal peningkatan permintaan dari dua kawasan ekonomi utama, yakni China dan Eropa, serta penurunan cadangan minyak mentah di Amerika Serikat.
Tak kalah penting, ketegangan geopolitik yang kembali memanas di Timur Tengah turut mendorong kekhawatiran pasokan.
Serangan Israel terhadap bandara utama di Yaman memicu eskalasi konflik yang dikhawatirkan dapat mengganggu distribusi energi di kawasan tersebut.
Dengan kombinasi faktor teknikal dan geopolitik yang mengemuka, pasar minyak dunia kini tengah berada dalam fase penyesuaian yang patut dicermati pelaku pasar dan investor energi global.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













