Publikbicara.com– Kekaisaran Ottoman, atau Utsmaniyah, merupakan salah satu kerajaan Islam terbesar dan paling berpengaruh dalam sejarah dunia.
Berdiri selama lebih dari enam abad, kekaisaran ini mencatatkan warisan gemilang dalam bidang militer, politik, seni, hingga toleransi antaragama.
Berikut adalah kilas balik perjalanan sang kekaisaran dari kejayaannya menaklukkan Konstantinopel hingga runtuhnya sistem kekhalifahan Islam.
Awal Mula Kekaisaran (1299 M): Dari Negara Kecil Menuju Kekuatan Regional
Didirikan oleh Osman I di wilayah Anatolia yang kini dikenal sebagai Turki Ottoman awalnya hanyalah sebuah negara kecil di bawah bayang-bayang Kekhalifahan Seljuk yang tengah melemah.
Namun, semangat ekspansi dan strategi militer yang kuat membuat mereka mulai menaklukkan wilayah Bizantium di sekitarnya. Nama “Ottoman” sendiri berasal dari nama Osman.
Puncak Keemasan (1453–1600-an): Saat Ottoman Menjadi Adidaya Dunia
Tonggak sejarah besar terjadi pada 1453 ketika Sultan Mehmed II, yang dikenal sebagai Mehmed al-Fatih, berhasil merebut Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Bizantium.
Kota itu kemudian berganti nama menjadi Istanbul dan menjadi pusat kekuasaan Islam.
Di masa pemerintahan Sultan Süleyman the Magnificent, Ottoman mencapai masa kejayaan, membentang dari Eropa Timur hingga Afrika Utara dan Asia Barat.
Tak hanya kuat secara militer, kerajaan ini juga berkembang dalam seni, arsitektur, dan hukum Islam. Keberagaman agama di dalam wilayah kekuasaannya ditanggapi dengan toleransi yang luar biasa, menjadikannya pusat peradaban dunia pada masanya.
Masa Kemunduran (1600–1800-an): Tertinggal dalam Era Modernisasi
Meski pernah berjaya, kekaisaran ini tak luput dari kemunduran. Konflik panjang dengan Rusia, Persia, dan negara-negara Barat melemahkan kestabilan politik.
Korupsi di internal kekuasaan, perebutan takhta, dan tertinggalnya teknologi dibanding Eropa menjadi faktor yang mempercepat kemerosotan.
Di saat bersamaan, daerah-daerah kekuasaan mulai memberontak dan menjalankan pemerintahan secara otonom.
Runtuhnya Kekaisaran (1924): Akhir dari Sebuah Era
Keterlibatan Ottoman dalam Perang Dunia I di pihak Jerman berujung pada kekalahan yang memalukan.
Lewat perjanjian Sykes-Picot, wilayah kekuasaan Ottoman dipreteli oleh Inggris dan Prancis.
Hingga akhirnya pada tahun 1924, Mustafa Kemal Atatürk secara resmi menghapus sistem kekhalifahan dan mendirikan Republik Turki yang sekuler.
Inilah akhir dari sebuah dinasti yang telah berdiri sejak abad ke-13.
Warisan yang Masih Hidup
Meski telah runtuh, pengaruh Ottoman masih terasa hingga kini. Bahasa Turki, seni arsitektur masjid, sistem hukum, dan tradisi Islam di kawasan Eropa Timur seperti Bosnia dan Albania adalah jejak nyata warisan mereka.
Kekaisaran Ottoman dikenang sebagai simbol kejayaan Islam terakhir yang besar di panggung sejarah global.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













