Publikbicara.com – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi secara terbuka mengakui bahwa provinsi yang kini ia pimpin menjadi wilayah dengan angka kemiskinan tertinggi di Pulau Jawa.
Berdasarkan data terkini, jumlah penduduk miskin di Jateng mencapai 9,58 juta jiwa—angka yang mengungguli provinsi lain di pulau terpadat di Indonesia.
“Di antara provinsi di Pulau Jawa, angka kemiskinan kita paling tinggi. Kita menang hanya dari Jogja,” ujar Luthfi saat menghadiri rapat kerja bersama Komisi II DPR RI di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/4).
Baru menjabat sekitar 70 hari sejak dilantik pada 20 Februari lalu, mantan Kapolda Jateng ini mengaku tidak bisa serta-merta mengubah kondisi yang sudah mengakar.
Ia bahkan menyebut dirinya bukan “Nabi Musa” yang bisa mengubah keadaan hanya dalam sekejap.
“Selama kami menjabat dari tanggal 20, sudah sekitar 70 hari. Kami bukan Nabi Musa yang bisa langsung mengubah suatu keadaan,” ucapnya jujur.
Meski demikian, Luthfi menegaskan komitmennya untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan melalui strategi lintas wilayah.
Ia menyebut posisi strategis Jawa Tengah sebagai penghubung antara Jawa Timur, Jawa Barat, dan DKI Jakarta menjadi potensi besar untuk mendorong perubahan.
“Jawa Tengah adalah sentralnya Jawa. Maka Jateng harus mengalami perubahan nyata,” tegasnya.
Untuk itu, komunikasi dan koordinasi intensif telah dilakukan dengan para bupati dan wali kota se-Jawa Tengah guna merancang langkah konkret dan berkelanjutan.
“Ini bukan hanya pekerjaan satu pihak, tapi butuh kolaborasi semua elemen, dari tingkat provinsi sampai desa,” tandasnya.
Langkah awal Gubernur Luthfi ini menunjukkan keseriusan dalam membenahi permasalahan mendasar di daerah, meski tantangan yang dihadapi masih sangat besar.
Akankah sinergi yang dibangunnya mampu membalikkan angka kemiskinan di Jawa Tengah? Waktu yang akan menjawab.**
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













