Publikbicara.com– Upaya pemerintah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi dan kesehatan kembali diperkuat melalui kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) yang diselenggarakan Badan Gizi Nasional (BGN) di dua wilayah, yakni Kecamatan Sukajaya dan Cigudeg, Kabupaten Bogor, pada Rabu (30/4/2025).
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber dari tingkat kabupaten hingga nasional.

Salah satunya adalah Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Samsul Hidayat, yang hadir memberikan paparan terkait pentingnya program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai bagian dari strategi pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul menuju Indonesia Emas 2045.
Dalam sambutannya, Samsul menyampaikan apresiasinya terhadap pemerintah pusat, khususnya Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, atas inisiatif mereka dalam menghadirkan program MBG.
“Program ini bukan hanya soal makanan gratis, melainkan investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi emas—sehat, cerdas, dan produktif. Ini adalah fondasi penting untuk mewujudkan Indonesia Emas saat kita merayakan 100 tahun kemerdekaan,” ujar Samsul.
Ia menegaskan, pemenuhan gizi anak sejak dini sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, kognitif, dan kemampuan belajar yang pada akhirnya berkontribusi besar terhadap produktivitas di masa depan.
Meskipun telah ada upaya serius dari pemerintah, Indonesia masih dihadapkan pada tantangan serius seperti stunting dan gizi buruk.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting masih berada di angka 21,6%, dan pemerintah menargetkan penurunan menjadi 14% pada 2024.
Lebih dari itu, sebanyak 3,8% anak balita di Indonesia mengalami gizi buruk. Hal ini menunjukkan bahwa jutaan anak masih berisiko mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan yang dapat berdampak jangka panjang.
“Ini bukan hanya soal angka, tapi soal masa depan bangsa. Kita perlu kebijakan terobosan, dan MBG adalah salah satu solusi konkret yang disiapkan pemerintah untuk menjawab tantangan tersebut,” jelas Samsul.
MBG, Solusi Strategis dan Penggerak Ekonomi Daerah

Program MBG menyasar lebih dari 19 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia, dengan alokasi anggaran mencapai Rp71 triliun hingga akhir tahun 2025.
Program ini tidak hanya fokus pada pemenuhan nutrisi, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dengan melibatkan petani, peternak, nelayan, dan UMKM lokal sebagai penyedia bahan pangan.
Dengan begitu, MBG memberikan efek ganda: meningkatkan kesehatan masyarakat dan memberdayakan ekonomi lokal melalui perputaran uang di daerah.
Lebih lanjut, Samsul menekankan bahwa kesuksesan program ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi memerlukan dukungan semua pihak.
“Diperlukan kolaborasi multisektoral untuk memastikan program ini berjalan optimal. Keterlibatan masyarakat, sektor pendidikan, dunia usaha, hingga tokoh agama sangat diperlukan agar program ini benar-benar menyentuh masyarakat luas dan membawa dampak yang nyata,” tuturnya.

Ia juga menyoroti pentingnya monitoring dan evaluasi berkelanjutan agar implementasi program dapat tepat sasaran dan berdaya guna tinggi.
Menurut Samsul, program MBG adalah langkah awal membangun SDM unggul yang menjadi syarat utama bagi kemajuan bangsa.
Beberapa negara maju telah membuktikan bahwa intervensi gizi sejak dini mampu meningkatkan daya saing nasional di masa depan.
“Mari kita dukung dan kawal bersama program MBG sebagai warisan berharga bagi generasi mendatang. Dengan gizi yang cukup dan pendidikan yang baik, Indonesia akan siap bersaing di panggung global,” pungkasnya.
Kegiatan Bimtek yang diinisiasi BGN ini diharapkan menjadi sarana edukasi dan motivasi bagi masyarakat serta pemangku kepentingan di daerah untuk turut serta aktif dalam mendukung keberhasilan program-program strategis nasional.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













