Beranda Daerah Mengenal Filosofi Iteuk: Tongkat Kehidupan dalam Kearifan Sunda

Mengenal Filosofi Iteuk: Tongkat Kehidupan dalam Kearifan Sunda

Mengenal Filosofi Iteuk: Tongkat Kehidupan dalam Kearifan Sunda

Publikbicara.com – Dalam budaya Sunda, benda sederhana seperti Iteuk, yang berarti tongkat, bukan sekadar alat bantu perjalanan.

Iteuk menyimpan makna filosofis yang dalam, menjadi simbol keteguhan tekad, petunjuk arah hidup, bahkan perlambang iman dan kekuatan spiritual.

Mengenal Filosofi Iteuk: Tongkat Kehidupan dalam Kearifan Sunda

Filosofi ini menjadi bagian dari warisan leluhur yang mengajarkan kebijaksanaan hidup secara turun-temurun.

READ  Ketua DPRD Bogor Soroti Revitalisasi Gedung Kesenian Cibinong: Jangan Jadi Proyek Mubazir

“Iteuk Satu Tekad”: Siloka dan Kiasan Penuh Makna

Dalam siloka Sunda, Iteuk satu tekad menyiratkan semangat untuk berjalan dengan tujuan yang pasti. Tiga huruf dalam kata “Iteuk” – Alif, Ta, dan Qop – masing-masing mengandung makna spiritual.

Mengenal Filosofi Iteuk: Tongkat Kehidupan dalam Kearifan Sunda

Jika disarikan dalam bahasa Sunda: ariman maraneh atau berimanlah kamu, menekankan pentingnya iman sebagai dasar dalam setiap langkah kehidupan.

READ  PT Kansai Paint Buka Lowongan untuk Posisi Finance Staff di Tangerang, Cek Syaratnya!

Tongkat Para Nabi: Simbol Kekuatan dan Petunjuk.

Sejarah dan nilai religi juga memperkuat posisi tongkat dalam kebudayaan manusia.

Nabi Musa AS menggunakan tongkat sebagai penopang dan mukjizat, alat yang membelah lautan dan membuktikan keajaiban Tuhan.

Sementara Nabi Sulaiman AS dikenal melalui ukiran pada tongkatnya, yang diyakini mengandung ilmu dan kekuatan spiritual tinggi.

READ  J.CO Donuts & Coffee Buka Lowongan! Kesempatan Emas untuk Bergabung di 5 Kota Besar

Hal ini menunjukkan bahwa tongkat bukan hanya benda fisik, tetapi juga simbol kepemimpinan, petunjuk, dan perlindungan.

Iteuk dalam Falsafah Sunda: Pengarah dan Pelindung

Dalam falsafah Sunda, iteuk disebut sebagai pang reka kujur, alat untuk mengarahkan jalur perjalanan hidup, dan pangukur jagat, alat untuk membuka jalan dalam mengarungi dunia.

READ  Resmi! Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025, Garuda Muda Siap Unjuk Gigi di Kandang Sendiri

Ini menunjukkan bahwa iteuk bukan hanya alat bantu berjalan secara fisik, melainkan juga pengingat untuk tetap teguh pada nilai dan prinsip saat menempuh perjalanan hidup.

Umumnya, panjang iteuk adalah satangtungan awak atau setengah dari tinggi badan seseorang, menyesuaikan dengan kenyamanan dan kebutuhan penggunanya.

Pada zaman dahulu, iteuk sering dihiasi dengan rajah atau ukiran bermakna spiritual.

READ  Pria Bernama Ino Klaim sebagai Ayah Biologis Anak Lisa Mariana yang Dikaitkan dengan Ridwan Kamil

Bahkan, ada pula yang menaruh racun dalam tongkat tersebut, menjadikannya senjata pertahanan diri dari mara bahaya saat berada dalam perjalanan panjang dan penuh risiko.

Warisan Budaya yang Sarat Nilai

Lebih dari sekadar benda, Iteuk adalah cerminan nilai luhur masyarakat Sunda: keteguhan, kebijaksanaan, iman, dan kesiapan menghadapi berbagai tantangan hidup.

Mengenal Filosofi Iteuk: Tongkat Kehidupan dalam Kearifan Sunda

Di tengah kemajuan zaman, memaknai kembali Filosofi iteuk adalah upaya untuk tidak melupakan akar budaya dan kearifan lokal yang begitu kaya.

READ  Harga Emas Tembus Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Sentuh US$3.327,8 per Ounce

Filosofi ini mengajarkan kita bahwa dalam setiap perjalanan hidup, dibutuhkan arah yang jelas, keyakinan yang kuat, serta perlindungan dari hal-hal yang membahayakan.

Dan semua itu, secara simbolis, terwakili dalam sebuah tongkat sederhana bernama Iteuk.***

Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow

Artikulli paraprakKetua DPRD Bogor Soroti Revitalisasi Gedung Kesenian Cibinong: Jangan Jadi Proyek Mubazir
Artikulli tjetërPemkab Bogor Tinjau Jembatan Penghubung Cihideng Udik – Petir: Ini Kata Wabup Jaro Ade