Beranda News Perang Dagang Memanas, Trump Naikkan Tarif 145 Persen, China Siap Balas dengan...

Perang Dagang Memanas, Trump Naikkan Tarif 145 Persen, China Siap Balas dengan ‘Senjata’ Utang AS

Publikbicara.com – Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China kembali memanas ke level yang lebih serius.

Presiden AS Donald Trump baru saja menaikkan tarif impor terhadap produk China hingga 145 persen, memicu respons keras dari Negeri Tirai Bambu yang langsung membalas dengan tarif 125 persen terhadap barang-barang asal Amerika.

Dilansir Al Jazeera, Rabu (16/4), lonjakan tarif tersebut terjadi setelah Trump mengumumkan penghentian sementara tarif terhadap sejumlah negara selama 90 hari.

READ  Pemerintah Kabupaten Bogor Rekonstruksi Eks Pendopo Kewedanaan Jasinga, Warga Apresiasi Aksi Nyata Pemerintah

Namun, langkah ini tidak berlaku untuk China, yang justru dikecualikan dari daftar negara penerima keringanan tersebut.

Menanggapi kebijakan itu, Kementerian Perdagangan China menyatakan siap meladeni manuver Amerika Serikat.

Bahkan, mereka menuding Washington telah melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

READ  Langkah Strategis Presiden Prabowo: Misi Diplomasi ke 5 Negara, Buka Jalan Indonesia Maju di Panggung Dunia

Di balik respons tarif, China juga menyimpan “senjata” finansial lain: surat utang pemerintah AS.

Saat ini, China tercatat sebagai pemegang surat utang AS terbesar kedua di dunia dengan nilai mencapai 760 miliar dolar AS, tepat di bawah Jepang yang memegang sekitar 1 triliun dolar AS.

Surat utang AS selama ini menjadi pilihan utama investasi banyak negara karena dianggap stabil dan berisiko rendah.

READ  Langkah Strategis Presiden Prabowo: Misi Diplomasi ke 5 Negara, Buka Jalan Indonesia Maju di Panggung Dunia

Namun dalam situasi memanas seperti sekarang, kepemilikan itu bisa berubah menjadi alat tekan yang efektif.

China dinilai memiliki opsi untuk melepas sebagian besar kepemilikan surat utang tersebut ke pasar, bahkan dengan harga di bawah nilai pasar.

Langkah itu berpotensi mendevaluasi dolar AS, dan memberikan tekanan besar pada pasar keuangan global.

READ  Sering Dilpuakan Orang: Menjaga Lisan, Menjaga Kehormatan Diri! 

“Ketika hambatan tarif semakin ketat hingga kedua negara tak bisa saling mengakses pasar, satu-satunya alat eskalasi yang tersisa adalah pembalasan keuangan, seperti menjual utang AS dengan harga lebih rendah dari nilai aslinya,” kata Alex Jacquez, Kepala Kebijakan dan Advokasi di lembaga pemikir ekonomi Groundwork Collaborative.

Perang dagang AS-China kini bukan lagi sekadar soal tarif, tapi juga kekuatan finansial dan strategi geopolitik.

Dunia menanti, siapa yang akan mundur lebih dulu dalam duel raksasa ekonomi ini.***

Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow

Artikulli paraprakPemerintah Kabupaten Bogor Rekonstruksi Eks Pendopo Kewedanaan Jasinga, Warga Apresiasi Aksi Nyata Pemerintah
Artikulli tjetërJob Fair “Jakarta Goes to Campus” Sambangi Universitas Trisakti, Hanya Sampai Hari Ini!