Publikbicara.com – Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, mengeluarkan peringatan tegas kepada masyarakat Indonesia terkait maraknya penipuan berbasis kecerdasan buatan (AI) yang kian mengkhawatirkan.
Teknologi canggih seperti deepfake kini telah digunakan oleh pelaku kejahatan siber untuk menipu, bahkan dengan cara yang sulit dideteksi oleh para ahli sekalipun.
Dalam pernyataan resminya, Nezar menyoroti kemampuan AI dalam menghasilkan video dan foto palsu yang sangat meyakinkan.
“Kita bisa menyaksikan sekarang video-video yang dihasilkan oleh AI itu nyaris sempurna. Banyak orang bahkan terkecoh, bukan hanya orang awam, para expert pun kadang-kadang terkecoh karena sangat mirip dengan yang asli,” ujarnya.
AI, meski menawarkan manfaat besar bagi dunia industri dan kehidupan sehari-hari, ternyata juga menjadi alat baru bagi para penipu digital.
Penipuan berbasis AI ini berkembang sangat cepat dan menjadi ancaman nyata bagi keamanan informasi serta keuangan masyarakat.
Salah satu modus yang paling mencengangkan, menurut Nezar, adalah pemalsuan bukti transfer bank.
Dengan bantuan AI, pelaku kejahatan kini bisa membuat dokumen palsu yang tampak otentik hingga ke detail hologram.
“Bukti transfer itu bisa dengan cepat dibuat, bahkan sampai dengan hologram yang ada di belakangnya, itu juga bisa ditiru,” ungkapnya.
Fenomena ini menunjukkan bahwa masyarakat harus meningkatkan literasi digital dan kehati-hatian, khususnya saat bertransaksi secara daring.
Nezar menegaskan pentingnya sikap waspada agar tidak menjadi korban penipuan berbasis teknologi mutakhir.
“Perkembangan teknologi memang tak bisa dibendung, tapi kita bisa memilih untuk lebih cerdas dan tidak lengah,” pungkasnya.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













