Publikbicara.com – Selasa dini hari, 15 April 2025, pukul 03:45 WIB. Langit masih larut dalam gelap, sementara malam menggantungkan sunyinya di setiap sudut ruang.
Hanya detik jam yang terdengar pelan, menjadi saksi bisu dari sebuah renungan yang perlahan menjelma menjadi rangkaian kata.
Di tengah keheningan malam itu, jemari ini menari di atas papan ketik, bukan untuk sekadar menulis, tapi untuk menyampaikan rasa—rasa syukur, haru, dan bangga terhadap dua sosok pemimpin yang membawa angin segar. Bupati Bogor Rudy Susmanto dan Wakil Bupati Jaro Ade.
Di bawah cahaya kepemimpinan mereka, masyarakat menyaksikan sebuah fenomena langka di panggung kekuasaan. Yakni, keteladanan.
Politik yang biasanya penuh intrik dan rivalitas, justru berubah menjadi ladang keharmonisan.
Tak ada saling sikut, tak ada ambisi saling menjatuhkan. Yang ada adalah kerja sama yang tulus dan saling menghargai.
Kalimat seperti, “Salam dari Pak Wakil Bupati,” atau, “Saya ditugaskan Pak Bupati,” menjadi frasa yang kerap terdengar.
Bukan basa-basi, tapi cerminan dari kolaborasi yang dibangun di atas dasar saling percaya.
Tak hanya saat acara resmi, tapi dalam setiap pertemuan, dalam senyum yang mereka bagi, dalam kehadiran yang saling menguatkan, bahkan dalam diam yang penuh pemahaman.
Kebersamaan mereka tak ubahnya napas dari pesan abadi KH. Abdurrahman Wahid, Gus Dur:

“Mari kita bangun bangsa dan hindarkan pertikaian yang sering terjadi dalam sejarah. Karena inilah esensi tugas kesejarahan kita, yang tidak boleh kita lupakan sama sekali.” Gus Dur.
“Yang jauh lebih penting dari politik adalah kemanusiaan.” Gus Dur.
Pesan itu bukan hanya dikenang, tapi benar-benar dihidupkan oleh Rudy Susmanto dan Jaro Ade. Mereka bukan hanya bekerja bersama, tapi berjalan dalam irama yang sama.
Yakni, melayani rakyat tanpa cela pertikaian, membangun daerah tanpa cacat perpecahan.
Dan apa yang mereka tunjukkan mengingatkan kita pada jiwa besar Presiden Prabowo Subianto.
Di tengah hiruk-pikuk politik nasional, Prabowo menunjukkan bahwa rivalitas tidak harus berakhir dengan permusuhan.
Ia merangkul lawan-lawan politiknya, membuktikan bahwa perbedaan bisa menjadi fondasi kekuatan bangsa.
Begitu pula dengan Rudy Susmanto dan Jaro Ade di Kabupaten Bogor.
Mereka adalah cermin dari politik yang dewasa, politik yang tak sekadar soal jabatan, tapi soal pengabdian.
Politik yang menumbuhkan harapan, bukan menciptakan jurang.
Kabupaten Bogor patut bersyukur memiliki pemimpin seperti mereka.
Ketika banyak daerah terjebak dalam drama kekuasaan, Bogor justru memperlihatkan bahwa politik bisa jadi ruang keteladanan.
Bahwa pemimpin bisa berdiri berdampingan, bukan saling menjauhkan.
Dan saya (RD), dalam senyapnya malam ini, hanyalah saksi kecil dari perjalanan besar yang sedang mereka tapaki.
Menulis ini dengan penuh rasa, berharap agar langit selalu menaungi langkah mereka.
Agar keteladanan ini tak hanya menjadi cerita hari ini, tapi warisan indah untuk masa depan: masa depan yang lebih damai, lebih bersatu, dan lebih sejahtera.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













