Publikbicara.com – Dalam senyap malam yang syahdu, ketika gemuruh akad telah usai dan dua insan telah sah dalam ikatan suci, terbukalah lembaran baru perjalanan hidup bernama rumah tangga.
Malam pertama, atau yang oleh para ulama disebut zafaaf, bukan sekadar malam penuh gairah, tetapi juga malam penuh adab dan keberkahan jika dijalani dengan tuntunan syariat.
Layaknya sebuah bab pembuka dalam novel kehidupan, malam pertama memiliki narasi yang indah dan agung jika dibaca dengan hati yang bersih dan jiwa yang penuh keikhlasan.
Berikut adalah adab-adab malam pertama menurut ajaran Islam, yang bukan hanya membimbing fisik, tapi juga menuntun ruhani pasangan suami istri menuju mahligai cinta yang penuh rahmat.
Seorang suami, sebelum menyentuh istrinya, dianjurkan untuk menyapa dengan ucapan salam.
Ini bukan hanya sekadar sapaan, melainkan pintu masuk menuju ketenangan jiwa sang istri yang mungkin masih diliputi rasa canggung dan was-was.
Rasulullah SAW sendiri mencontohkan adab ini ketika menikahi Ummu Salamah RA.
“Assalaamu ‘alaikum yaa baabar-Rahmaan,” begitu ucap sang suami, membuka gerbang kasih sayang dengan nama Allah.
Lalu dijawab oleh sang istri: “Wa ‘alaika ‘alayyas salaam.”

Setelah salam, letakkanlah tangan di kening istri, lalu ucapkanlah doa sebagaimana Rasulullah SAW ajarkan:
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan dari istriku dan kebaikan yang Engkau ciptakan dalam dirinya. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan yang Engkau ciptakan dalam dirinya.”
Satu kecupan lembut di kening, satu permohonan kepada langit, itulah awal cinta yang bukan sekadar nafsu, melainkan ibadah.
Di antara keheningan malam dan cahaya temaram, pasangan baru dianjurkan untuk mendirikan shalat sunnah dua rakaat bersama.
Sebuah momen sakral yang mendekatkan dua hati dalam satu sajadah.
Ini adalah warisan para sahabat Rasulullah SAW yang menanamkan bahwa rumah tangga seharusnya dimulai dengan sujud, bukan sekadar pelukan.
Sebelum malam beranjak jauh, Rasulullah SAW memulai dengan membersihkan mulut menggunakan siwak.
Sebuah isyarat bahwa kebersihan, kesegaran, dan penghormatan pada pasangan adalah bagian dari cinta yang beradab.
Sebelum melakukan hubungan suami istri, diajarkan untuk membaca doa:
“Bismillah, Allahumma jannibnasy syaithaan, wa jannibisy syaithaana maa razaqtanaa.”
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami.”
Dengan doa ini, hubungan yang dilakukan tidak hanya menjadi pemenuhan hasrat, tapi juga sarana menghadirkan keturunan yang terjaga dari godaan setan.
Islam mengajarkan kesantunan bahkan dalam ranah yang paling pribadi.
Dianjurkan agar hubungan suami istri tidak dilakukan dalam keadaan telanjang sepenuhnya.
Menjaga aurat tetap menjadi bagian dari adab, walau dalam ruang yang paling intim.
Dalam syariat, tidak diperkenankan bagi suami atau istri untuk menceritakan kepada siapa pun tentang apa yang terjadi di ranjang mereka.
Rasulullah SAW bersabda bahwa orang yang membocorkan rahasia malamnya adalah seburuk-buruknya manusia di sisi Allah pada hari kiamat.
Malam pertama adalah gerbang menuju dunia baru yang penuh tantangan dan harapan.
Ia bukan semata-mata malam penuh gejolak hasrat, melainkan malam yang seharusnya dihiasi dengan dzikir, doa, dan kasih sayang.
Seperti kisah indah yang tertulis dalam lembaran langit, malam itu bisa menjadi malam yang diberkahi jika dijalani dengan cinta yang terbingkai dalam adab dan akhlak mulia.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow












