Publikbicara.com – Jakarta, Selasa (25/3/2025) malam itu terasa berbeda. Ribuan pasang mata tertuju ke Stadion Utama Gelora Bung Karno, menanti keajaiban dari pasukan Garuda.
Harapan menggantung di udara, dan di tengah sorakan gemuruh suporter, Ole Romeny muncul sebagai pahlawan.
Gol tunggalnya di menit ke-24 bukan sekadar angka di papan skor, tapi nyala semangat yang membuat ribuan dada bergetar.
Bahrain yang datang dengan ambisi membawa pulang poin harus menelan kenyataan pahit. Pertahanan mereka yang semula kukuh, akhirnya runtuh oleh permainan cepat dan determinasi tanpa henti dari para pemain Indonesia.
Patrick Kluivert, sang pelatih, berdiri di tepi lapangan dengan senyum penuh arti—ini adalah kemenangan pertama yang ia nantikan.
Dengan tiga poin tambahan, Timnas Indonesia tetap berada di peringkat empat Grup C dengan 9 poin dari 8 laga.
Mereka memang masih tertinggal dari Australia (13 poin) dan Arab Saudi (10 poin), tetapi kemenangan ini memberi jarak aman dari Bahrain dan China, dua pesaing terdekat yang kini tertinggal tiga angka.
Di Hangzhou, kabar baik lainnya datang. China, yang sempat digadang-gadang bisa menyalip, justru tumbang 0-2 di tangan Australia.
Kini, mereka terpuruk di dasar klasemen dengan nasib yang semakin terancam.
Perjalanan Timnas Indonesia menuju Piala Dunia 2026 masih terjal. Untuk merebut posisi runner-up, selisih 4 poin dari Australia terasa berat. Namun, peluang tetap ada.
Jika bisa menjaga posisi di peringkat 3 atau 4, Garuda akan melaju ke ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia Asia.
Di sana, mereka akan berjuang bersama delapan tim lain, memperebutkan satu tiket langsung ke Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada.
Malam itu di GBK, bukan sekadar kemenangan yang dirayakan.
Ini tentang mimpi yang semakin nyata, tentang asa yang tak boleh padam.
Garuda masih terbang, dan seluruh negeri siap menyaksikan ke mana sayapnya akan membawanya.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













