Beranda Daerah Lokapurna: Jejak Sejarah, Warisan Veteran, dan Masa Depan Wisata di Pamijahan

Lokapurna: Jejak Sejarah, Warisan Veteran, dan Masa Depan Wisata di Pamijahan

Publikbicara.com – Di kaki Gunung Salak, tersembunyi sebuah kisah tentang tanah yang tumbuh bersama sejarah.

Lokapurna, sebuah wilayah di Desa Gunungsari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, bukan sekadar perkampungan biasa.

Ia lahir dari jejak para purnawirawan TNI yang bermimpi membangun kehidupan baru, jauh dari riuhnya medan perang.

READ  Garuda Memanggil! Timnas Indonesia Siap Ukir Sejarah di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Lokapurna: Jejak Sejarah, Warisan Veteran, dan Masa Depan Wisata di Pamijahan

Darul Dinar, generasi ketiga dari keluarga pendiri Kampung Lokapurna, mengenang cerita kakeknya dengan penuh kebanggaan.

“Nama Lokapurna itu singkatan dari ‘Lokasi Purnawirawan’. Kakek saya seorang veteran, dan beliau bersama rekan-rekannya membangun kawasan ini dari nol,” ungkapnya.

Sejak tahun 1967, para veteran menjadikan Lokapurna sebagai tempat bertani dan beternak. Tahun 1987, Kementerian Kehutanan mengeluarkan Surat Keputusan No. 268 yang semakin memperkuat eksistensi wilayah ini sebagai kawasan agraris.

READ  Presiden Prabowo Percepat Pengangkatan CASN 2024: CPNS Juni 2025, PPPK Oktober 2025

Namun, alam selalu punya cara sendiri untuk menarik perhatian. Lanskap perbukitan yang hijau, udara segar dari pegunungan, serta hamparan kebun yang membentang, perlahan mengundang orang-orang datang.

Seiring waktu, Lokapurna tidak hanya dikenal sebagai desa agraris, tetapi juga menjadi titik wisata yang mulai berkembang.

Jalanan yang dulu sepi kini ramai oleh pengunjung yang ingin menikmati ketenangan alam.

READ  Sufmi Dasco Ahmad Tegaskan RUU TNI Hanya Bahas 3 Pasal, Bantah Isu Pembahasan Diam-diam

“Perpaduan antara perkebunan dan wisata telah membangun ekonomi warga, tidak hanya di Lokapurna, tetapi juga di sepanjang jalur Ciampea-Cikampak-Cibatok,” jelas Darul. Selasa, (18/03/2025) seperti dilansir dari pelitabaru.

Tanpa campur tangan besar dari pemerintah, infrastruktur di desa ini tumbuh secara organik.

Masyarakat membangun sendiri fasilitas pendukung, dari warung makan, penginapan sederhana, hingga jalur trekking yang menghubungkan satu titik ke titik lain.

Lokapurna: Jejak Sejarah, Warisan Veteran, dan Masa Depan Wisata di Pamijahan

“Dulu, orang-orang menganggap Lokapurna terpencil. Sekarang, desa ini melahirkan generasi sarjana, putra-putri yang bekerja di berbagai bidang,” tambahnya.

READ  Revisi UU TNI Disorot: Perubahan Kedudukan, Masa Dinas, dan Penugasan di Jabatan Sipil. Ini Kata Menhan!

Keberhasilan Lokapurna dalam membangun ekonomi berbasis wisata bukan tanpa tantangan. Masih ada celah dalam hal perizinan dan regulasi yang perlu mendapat perhatian pemerintah daerah.

“Proses wisata sering kali mendahului tata aturan. Ini bukan hal baru. Tapi sekarang saatnya pemerintah melihat dan mengakui kontribusi Lokapurna,” kata Darul.

Lokapurna: Jejak Sejarah, Warisan Veteran, dan Masa Depan Wisata di Pamijahan

Sebagai alternatif jalur wisata Jabodetabek, keberadaan Lokapurna bisa membantu mengurangi kepadatan di kawasan Puncak.

READ  Revisi UU TNI Disorot: Perubahan Kedudukan, Masa Dinas, dan Penugasan di Jabatan Sipil. Ini Kata Menhan!

Selain itu, wisata berbasis alam yang berkembang di sini juga menawarkan fungsi kesehatan bagi pengunjung—sebuah rekreasi yang bukan sekadar hiburan, tetapi juga penyegaran fisik dan mental.

Jika dikelola dengan baik, Lokapurna bisa menjadi model nasional dalam mengembangkan wisata berbasis kemandirian masyarakat.

“Kita bisa belajar dari sini, bagaimana kekayaan alam diolah secara berkelanjutan untuk kesejahteraan rakyat,” pungkas Darul.

READ  Dukung Pendidikan, Serikat Islam dan Pemuda Muslimin Indonesia Kabupaten Bogor Fasilitasi Beasiswa BAZNAS untuk Mahasiswa IAIB

Hari terus berganti, generasi baru terus tumbuh, tetapi Lokapurna tetap setia menjaga warisan para veteran.

Dari sebuah perkampungan yang lahir dari semangat juang, kini ia menjadi bagian dari peta wisata yang menjanjikan.

Lokapurna bukan hanya cerita masa lalu, tetapi juga kisah tentang masa depan yang tengah dirajut.***

Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow

Artikulli paraprakGaruda Memanggil! Timnas Indonesia Siap Ukir Sejarah di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Artikulli tjetërBendung Katulampa: Kondisi Terkini Tinggi Muka Air Ciliwung Normal