Publikbicara.com – Jasinga, Sabtu (01/03/2025). Hilangnya jejak sejarah di Jasinga bukan sekadar masalah budaya, tetapi juga persoalan identitas dan kesadaran masyarakat.
Tanpa sejarah yang jelas, sebuah daerah akan kehilangan pijakan dalam menentukan arah pembangunan dan identitas sosialnya.
Kini, dengan kepemimpinan baru di Kabupaten Bogor di bawah Rudy Susmanto dan Jaro Ade, saatnya bukan hanya mengkritisi, tetapi juga mencari solusi nyata untuk merekonstruksi sejarah yang telah lama terabaikan.
Kepala Bidang Advokasi Jaringan Kebudayaan Rakyat, R.M Dery menilai, Sejarah adalah sumber nilai, kebijaksanaan, dan identitas.

Di mana, kata Dery, ketika sejarah dihapus atau diabaikan, masyarakat kehilangan orientasi dan lebih mudah dipengaruhi oleh narasi yang menguntungkan pihak tertentu.
“Selama ini, kurangnya perhatian terhadap sejarah Jasinga berdampak pada beberapa hal.” tandas Dery.
1. Hilangnya Identitas Lokal – Generasi muda tidak mengenal sejarah daerahnya, sehingga kurang memiliki kebanggaan dan keterikatan terhadap tanah kelahirannya.
2. Kurangnya Kesadaran Kolektif – Tanpa pemahaman sejarah, masyarakat sulit memahami dinamika sosial-politik yang terjadi di sekitar mereka.
3. Potensi Manipulasi oleh Kepentingan Elit – Masyarakat yang tidak memahami sejarahnya lebih mudah diarahkan dan dikendalikan oleh kepentingan tertentu. Cetusnya.
Agar Sejarah Jasinga tidak semakin terlupakan, kepemimpinan baru Kabupaten Bogor harus mengambil langkah-langkah strategis untuk merekonstruksi dan melestarikan warisan sejarah yang ada.

Berikut beberapa solusi yang bisa diambil oleh Bupati Rudy Susmanto dan Wakil Bupati Jaro Ade dalam menyelesaikan masalah ini:
1. Membentuk Tim Peneliti Sejarah Lokal
Pemerintah Kabupaten Bogor perlu membentuk tim khusus yang terdiri dari sejarawan, akademisi, budayawan, dan masyarakat setempat untuk melakukan penelitian menyeluruh mengenai sejarah Jasinga.
Tim ini bertugas untuk: Mengumpulkan dokumen dan bukti sejarah yang masih ada, baik dari arsip pemerintah maupun sumber masyarakat.
Melakukan wawancara dengan tokoh-tokoh tua dan saksi sejarah.
Menggali informasi dari prasasti, naskah dan nisan kuno, atau catatan sejarah lainnya.
2. Revitalisasi dan Pelestarian Situs Bersejarah
Jika ditemukan situs-situs bersejarah di Jasinga yang telah terbengkalai, pemerintah perlu melakukan langkah nyata dalam melindungi dan merevitalisasi tempat-tempat tersebut.
Ini bisa dilakukan dengan: Merenovasi atau membangun kembali situs sejarah yang memiliki nilai penting bagi masyarakat.
Menjadikan lokasi bersejarah sebagai tempat edukasi dan wisata budaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

Menggalang kerja sama dengan lembaga kebudayaan nasional dan internasional untuk mendukung pelestarian sejarah.
3. Meningkatkan Pendidikan Sejarah di Sekolah-Sekolah Lokal
Salah satu alasan mengapa sejarah Jasinga semakin dilupakan adalah karena kurangnya edukasi di tingkat sekolah.
Pemerintah daerah harus memasukkan sejarah lokal dalam kurikulum sekolah dengan cara:
Menyusun modul sejarah Jasinga yang diajarkan di sekolah-sekolah Kabupaten Bogor.
Mengadakan program edukasi sejarah melalui seminar, lokakarya, dan festival budaya.
Mengundang para sejarawan dan budayawan untuk berbagi wawasan dengan generasi muda.
4. Menggelar Festival Budaya dan Sejarah Jasinga
Agar masyarakat lebih terlibat dalam upaya pelestarian sejarah, pemerintah bisa mengadakan Festival Budaya dan Sejarah Jasinga setiap tahun. Acara ini bisa mencakup:
- Pameran dokumen dan artefak sejarah.P
- Pementasan seni dan budaya tradisional Jasinga.
- Diskusi dan seminar bersama tokoh sejarah dan budayawan.
5. Digitalisasi dan Publikasi Sejarah Jasinga
Di era digital, sejarah Jasinga juga harus diabadikan dalam bentuk yang mudah diakses oleh masyarakat luas.
Pemerintah bisa bekerja sama dengan media dan platform digital untuk:
Membuat website atau portal khusus yang berisi sejarah dan budaya Jasinga. Mempublikasikan buku dan jurnal sejarah tentang Jasinga.
Menggunakan media sosial untuk menyebarluaskan informasi sejarah secara menarik dan mudah dipahami.
Komitmen Kepemimpinan Baru: Harapan untuk Masa Depan
Rakyat Kabupaten Bogor, khususnya di Jasinga, menaruh harapan besar pada kepemimpinan Rudy Susmanto dan Jaro Ade untuk membawa perubahan nyata.
Mereka bukan hanya pemimpin yang diharapkan mampu membangun infrastruktur dan ekonomi, tetapi juga melestarikan warisan budaya yang menjadi identitas daerah.
Jika langkah-langkah konkret ini dapat diwujudkan, maka masyarakat Jasinga tidak hanya akan kembali mengenali sejarahnya, tetapi juga membangun kebanggaan dan kesadaran yang lebih kuat terhadap akar budaya mereka.
Dengan begitu, Jasinga tidak lagi menjadi daerah yang kehilangan identitasnya, tetapi justru menjadi contoh bagaimana sejarah dapat menjadi kekuatan bagi pembangunan yang lebih baik.
Kini, tantangan terbesar ada pada kepemimpinan Bupati Bogor Bpk Rudy Susmanto dan Wakil Bupati Bogor Ade Ruhandi atau yang akrab disapa Jaro Ade.
Apakah mereka berani mengambil langkah strategis untuk mengembalikan sejarah Jasinga, ataukah mereka hanya akan melanjutkan pola lama yang membiarkan sejarah terus terlupakan?***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













