Publikbicara.com – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang serba cepat, ada kalanya hati terasa kosong. Dunia menawarkan banyak kesenangan, tetapi entah mengapa, ada ruang dalam jiwa yang tetap tak terisi.
Dalam keheningan, saat diri mulai lelah mengejar dunia, sering kali muncul bisikan lembut yang mengingatkan: “Wahai jiwa yang hanif, tidakkah kau rindu dekat dengan-Nya?”
Jiwa yang hanif adalah mereka yang masih memiliki getaran iman, yang ketika diingatkan segera sadar, yang saat dinasihati hatinya tersentuh. Fitrah dalam dirinya belum luruh, meski mungkin tersesat atau diuji oleh kehidupan.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Dan berilah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (Az-Zariyat: 55)
Seruan ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan panggilan yang selalu dinanti oleh hati yang merindukan cahaya. Saat seseorang bersujud, ada kedamaian yang tak bisa dijelaskan.
Air mata mengalir tanpa perlu diundang, seakan jiwa berbicara dalam sunyi, menyadari bahwa hanya kepada-Nya tempat kembali.
Setiap insan memiliki fitrah suci. Terkadang, kehidupan membawa mereka menjauh, tetapi cahaya dalam hati tak pernah benar-benar padam.
Hanya butuh satu momen kesadaran, satu langkah kecil untuk kembali.
Maka, wahai jiwa yang hanif, tidakkah kau rindu kehangatan kasih-Nya? Bukankah ada kekosongan yang dunia tak bisa isi?
Inilah saatnya mendengarkan panggilan itu—ketukan lembut yang mengajak kembali dalam dekapan-Nya.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













