Beranda News “Samudra Pasai”: Novel Epik yang Menghidupkan Sejarah yang Terlupakan

“Samudra Pasai”: Novel Epik yang Menghidupkan Sejarah yang Terlupakan

Publikbicara.com – Sebuah karya sastra yang mengangkat sejarah gemilang Nusantara melalui novel Samudra Pasai karya Putra Gara.

Novel ini bukan sekadar fiksi sejarah, tetapi sebuah jendela yang membuka kembali lembaran perjuangan tiga generasi pemimpin kerajaan Islam pertama di Nusantara.

Ditulis dengan riset mendalam dan nuansa dramatis yang memikat, Samudra Pasai menghadirkan kisah heroik, pengkhianatan, dendam, hingga cinta yang membara di tengah pusaran sejarah.

READ  Dugaan Penyelewengan Dana PIP, DPRD Kabupaten Bogor Akan Pertemukan Bro Ron dengan Dinas Pendidikan

Dibuka dengan kisah Malikussaleh, sang pendiri kerajaan yang kharismatik, novel ini membawa pembaca ke era keemasan Samudra Pasai.

Namun, di balik kejayaan itu, ancaman datang silih berganti.

Malikuddhahir harus berhadapan dengan dendam lama yang hampir menghancurkan kerajaan, sementara Malikuddhahir II terjerat dalam cinta yang tak sampai, hingga akhirnya kembali sebagai pemimpin tangguh yang siap mempertahankan tanah airnya.

READ  Kemenag Gelar Sidang Isbat 28 Februari 2025, Tentukan Awal Ramadan 1446 H

Ancaman terbesar datang dari ambisi Gajah Mada yang ingin menaklukkan Samudra Pasai. Dengan lantang, Malikuddhahir II menolak tunduk pada Majapahit.

“Katakan kepada Gajah Mada, Malikuddhahir II tidak mau menerima surat perintahnya. Tanah Jawa tidak akan pernah bisa menundukkan Samudra Pasai!” Sebuah pernyataan yang menggema dalam sejarah.

Tak hanya menawarkan cerita yang sarat emosi dan ketegangan, novel ini juga mengungkap fakta sejarah yang jarang dipublikasikan.

READ  Jangan Lewatkan Diskusi dan Bedah Buku "Menghadang Kubilai Khan": Menyelami Sejarah, Menggugah Persatuan Bangsa

Teungku Ilyas A. Hamid, Bupati Aceh Utara, menyebutnya sebagai “Kisah yang sangat mengesankan, diangkat dari latar belakang sejarah yang belum pernah dituliskan.”

Banyak tokoh dan media turut memberikan apresiasi terhadap novel ini.

Jurnalis Koran Tempo, Sapto Yunus, mengatakan bahwa membaca novel ini seperti menyaksikan peristiwa berabad-abad silam.

READ  Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto Mutasi 65 Perwira Tinggi

Penulis ternama Zara Zettira Zr. juga mengungkapkan kekagumannya, “Bukan hanya data yang didapat, tetapi juga filosofi-filosofi dan makna-makna tersirat. That’s what I love about legend.”

Tak heran jika Samudra Pasai menjadi bacaan yang wajib bagi pencinta sejarah dan novel epik.

Dengan alur yang dinamis, detail sejarah yang kuat, serta sentuhan dramatis yang mengesankan, novel ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang kejayaan masa lalu Nusantara.

READ  Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto Mutasi 65 Perwira Tinggi

Jika Anda ingin merasakan ketegangan dan heroisme para raja Samudra Pasai, novel ini adalah pilihan yang tak boleh dilewatkan.***

Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow

Artikulli paraprakDugaan Penyelewengan Dana PIP, DPRD Kabupaten Bogor Akan Pertemukan Bro Ron dengan Dinas Pendidikan
Artikulli tjetërPolda Banten Bantah Tuduhan Sewenang-wenang dalam Penangkapan Warga dan Santri Pandarincang