Publikbicara.com – Blitar, Harapan Uswatun Khasanah (29) untuk membangun rumah impiannya di Dusun Pucungsari, Desa Slorok, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, kini tinggal kenangan.
Rencana besar yang seharusnya dimulai hari ini, Senin (27/1/2025), pupus setelah ia ditemukan tewas mengenaskan akibat dibunuh dan dimutilasi oleh suami sirinya, RTH alias A, pada Kamis (23/1/2025).
Kepergian tragis Uswatun meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, terutama bagi kedua anaknya yang masih berusia 7 dan 10 tahun.
Mereka kini harus menghadapi kenyataan pahit bahwa ibu yang mereka cintai telah tiada, sementara sosok yang seharusnya melindungi mereka justru menjadi pelaku kejahatan keji ini.
Impian yang Tak Pernah Terwujud
Uswatun Khasanah selama ini bekerja sebagai sales kosmetik dan tinggal di rumah neneknya.
la berusaha keras menabung demi membangun rumah untuk dirinya dan kedu ini ia akan meletakkan ya. Rencananya, hari rtama sebagai simbol awal pembangunan rumah impian tersebut.
Impian yang Tak Pernah Terwujud
Uswatun Khasanah selama ini bekerja sebagai sales kosmetik dan tinggal di rumah neneknya. la berusaha keras menabung demi membangun rumah untuk dirinya dan kedua anaknya.
Rencananya, hari ini ia akan meletakkan batu pertama sebagai simbol awal pembangunan rumah impian tersebut.
“Itu rencananya Senin ini, lalu dia mau tanggal 31 Januari besok pas hari Jumat,” ujar Handi Suprapto, ayah tiri korban, dengan suara bergetar penuh kesedihan, Senin (27/1/2025).
Namun, impian itu sirna dalam sekejap. Uswatun meregang nyawa di tangan suami sirinya sendiri, yang tega menghabisi nyawanya dengan cara yang sangat sadis.
Keluarga Berduka, Tuntut Hukuman Berat
Keluarga korban merasa sangat kehilangan dan berharap pelaku dihukum seberat-beratnya.
Handi Suprapto mengaku ingin bertemu langsung dengan pelaku untuk menanyakan alasan di balik kebrutalan yang telah merenggut nyawa anak tirinya.
“Saya ingin bertanya, mengapa dia tega dan apa permasalahannya?”
Tim Jatanras Polda Jawa Timur telah menangkap pelaku, yang diketahui merupakan warga Tulungagung.
Hubungan antara Uswatun dan RTH disebut sudah berlangsung beberapa tahun, meski dilakukan secara diam-diam.
Keluarga berharap keadilan dapat ditegakkan, dan nyawa Uswatun yang telah terenggut secara tragis bisa menjadi pelajaran agar tidak ada lagi kasus serupa di masa depan.
Kini, dua anak kecil harus tumbuh tanpa kehangatan seorang ibu, sementara pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum.
Kasus ini masih terus diselidiki oleh pihak kepolisian untuk mengungkap motif sebenarnya di balik pembunuhan keji ini.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













