Beranda News Mark Zuckerberg: Pesan WhatsApp Bisa Diakses CIA, Enkripsi Tak Sepenuhnya Melindungi

Mark Zuckerberg: Pesan WhatsApp Bisa Diakses CIA, Enkripsi Tak Sepenuhnya Melindungi

Publikbicara.com – Pendiri dan CEO Meta, Mark Zuckerberg, mengungkapkan fakta mengejutkan terkait keamanan pesan di WhatsApp.

Dalam wawancara di Podcast Joe Rogan Experience pada Senin, 13 Januari 2025, Zuckerberg mengakui bahwa otoritas Amerika Serikat, termasuk Badan Intelijen Pusat (CIA), dapat mengakses pesan WhatsApp dengan memanfaatkan perangkat pengguna.

Pernyataan ini menuai perhatian dunia, mengingat WhatsApp dikenal luas menggunakan enkripsi ujung-ke-ujung (end-to-end encryption).

READ  Panduan Merawat Jenazah: Tuntunan Islami yang Sarat Keutamaan

Keamanan Pesan di Bawah Bayangan Akses Fisik

Mengutip Russian Today, Zuckerberg menjelaskan bahwa meskipun enkripsi ujung-ke-ujung mencegah Meta membaca isi pesan, perlindungan ini tidak berlaku jika ada akses fisik ke perangkat pengguna.

“Enkripsi ujung-ke-ujung melindungi pesan dari perusahaan kami, tetapi tidak melindungi jika seseorang meretas perangkat Anda,” ujarnya.

READ  Patrick Kluivert Gelar Makan Malam Bersama Pemain Timnas, Siapa yang Akan Diboyong ke Australia?

Sebagai contoh, Zuckerberg menyebut perangkat lunak mata-mata Pegasus, yang dikembangkan oleh NSO Group Israel.

Pegasus memungkinkan pihak tertentu untuk mengakses seluruh data pribadi pengguna, termasuk pesan, foto, dan panggilan.

Menurut Zuckerberg, ancaman ini menjadi alasan Meta memperkenalkan fitur pesan menghilang, yang memungkinkan pengguna menghapus pesan secara otomatis setelah waktu tertentu.

READ  Patrick Kluivert Gelar Makan Malam Bersama Pemain Timnas, Siapa yang Akan Diboyong ke Australia?

Jumlah Pengguna WhatsApp yang Fantastis

Data dari statista.com menunjukkan bahwa WhatsApp memiliki lebih dari 2,78 miliar pengguna global pada 2024, menjadikannya aplikasi perpesanan terpopuler di dunia.

Indonesia sendiri menjadi salah satu pasar terbesar WhatsApp di Asia Tenggara dengan 86,9 juta pengguna aktif. Fakta ini semakin memperbesar kekhawatiran akan risiko keamanan dan privasi pengguna.

READ  Panduan Merawat Jenazah: Tuntunan Islami yang Sarat Keutamaan

Kontroversi Tucker Carlson dan Mata-Mata CIA

Diskusi mengenai keamanan pesan semakin memanas ketika Joe Rogan menyinggung pengalaman jurnalis Tucker Carlson.

Pada Februari 2024, Carlson menuduh CIA dan Badan Keamanan Nasional (NSA) menyadap pesan WhatsApp-nya dalam upayanya mengatur wawancara dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Carlson menyebut bahwa penyadapan tersebut dirancang untuk menggagalkan rencananya.

READ  Makna Kehidupan Laki-Laki: Tanggung Jawab yang Tak Bertepi

Terkait hal ini, Zuckerberg menegaskan bahwa enkripsi memang tidak melindungi dari akses fisik ke perangkat.

“Jika smartphone Anda telah dibobol, semua data di dalamnya, termasuk pesan yang dienkripsi, bisa diakses,” kata Zuckerberg.

Solusi dan Risiko Cadangan Data

Selain itu, Zuckerberg menggarisbawahi bahwa cadangan data di layanan cloud menjadi celah lain.

READ  Tragis! Sandy Permana, Pemain Sinetron 'Mak Lampir', Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Bekasi

Menurut dokumen pelatihan FBI tahun 2021, meskipun pesan terenkripsi tidak bisa dicegat selama transmisi, cadangan yang disimpan di cloud dapat diakses penegak hukum jika kunci enkripsinya tersedia.

Meski begitu, aplikasi seperti Signal dan Telegram dianggap lebih unggul dalam melindungi privasi pengguna karena tidak menyediakan akses cadangan yang mudah dijangkau pihak ketiga.

Menyoal Masa Depan Privasi Digital

Pengakuan Zuckerberg membuka diskusi luas tentang batasan keamanan digital di era teknologi modern.

READ  Makna Kehidupan Laki-Laki: Tanggung Jawab yang Tak Bertepi

Dengan ancaman akses perangkat dan celah pada sistem cadangan, pengguna diimbau untuk lebih bijak dalam memilih platform komunikasi dan menjaga keamanan perangkat mereka.

Privasi digital mungkin terus menjadi medan pertempuran antara perlindungan pengguna dan kebutuhan penegakan hukum.

Satu hal yang jelas, setiap langkah maju dalam teknologi harus diiringi kesadaran akan risiko yang menyertainya.***

Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow

Artikulli paraprakPanduan Merawat Jenazah: Tuntunan Islami yang Sarat Keutamaan
Artikulli tjetërMomen Bersejarah: Presiden Prabowo Subianto Sambut PM Jepang Ishiba Shigeru di Istana Kepresidenan Bogor