Publikbicara.com – Kabupaten Bogor kembali menunjukkan potensi besar yang dimilikinya, kali ini melalui langkah strategis dalam hilirisasi kebudayaan.
Tidak hanya melestarikan kekayaan budaya, Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat (Jaker) Kabupaten Bogor bertekad mengangkat kebudayaan lokal menjadi kekuatan ekonomi dan pariwisata yang mampu bersaing di kancah global.
“Hilirisasi adalah upaya meningkatkan nilai tambah dari suatu komoditas. Di Kabupaten Bogor, nilai tambah itu bukan hanya melimpah, tapi juga kaya akan makna dan identitas,” ujar Ketua Jaker, Ra Dien, pada Senin (06/01/2025).
Ia menjelaskan bahwa konsep hilirisasi yang biasanya diterapkan pada sektor sumber daya alam kini diadopsi dalam konteks kebudayaan.
Tujuannya adalah menciptakan dampak ekonomi tanpa kehilangan esensi dari identitas lokal.
“Ini bukan sekadar tentang ekonomi, tapi juga melindungi dan memuliakan kearifan lokal,” tambah pria kelahiran Bogor tersebut.
Berikut manfaat hilirisasi kebudayaan yang dicita-citakan dengan nawarkan berbagai manfaat, di antaranya:
- 1. Meningkatkan nilai tambah produk budaya seperti seni, kerajinan, dan pertunjukan tradisional sehingga mampu bersaing di pasar global.
- 2. Menciptakan lapangan kerja baru di sektor kreatif dan pariwisata.
- 3. Mengurangi ketergantungan pada pihak asing dengan memanfaatkan sumber daya budaya secara mandiri.
- 4. Mendorong keberlanjutan industri melalui integrasi nilai tradisional dan modernisasi.
- 5. Mengurangi pengangguran dengan mengembangkan sektor ekonomi berbasis budaya.
Namun, Ra Dien menekankan bahwa mewujudkan hal ini bukan perkara mudah. Diperlukan kolaborasi berbagai pihak dan ekosistem kelembagaan yang kokoh.

“Tanpa pengelolaan yang matang, kekayaan budaya kita bisa dimanfaatkan pihak asing, sementara pelaku lokal justru tertinggal. Itu yang harus kita cegah,” tegasnya.
Melindungi Identitas Lokal
Selain menciptakan nilai ekonomi, hilirisasi kebudayaan juga menjadi cara melindungi hak cipta dan kearifan lokal.
Di Kabupaten Bogor, dengan segudang permasalahan yang kompleks, hal ini dinilai dapat diwujudkan melalui berbagai program.
“Pengembangan destinasi wisata berbasis budaya, pningkatan kualitas produk kerajinan, dan digitalisasi seni tradisional untuk menjangkau audiens yang lebih luas.”

“Hilirisasi kebudayaan adalah cara kita menjaga jati diri bangsa di tengah derasnya arus globalisasi,” ujar Ra Dien.
Ia pun berharap upaya cita-cita ini akan mampu menjadikan Kabupaten Bogor sebagai contoh nyata daerah yang mampu mengelola kekayaan budaya secara mandiri.
Ra Dien optimistis, dengan langkah strategis ini, Kabupaten Bogor tidak hanya mempertahankan warisan leluhur, tetapi juga menjadikannya kekuatan baru di tingkat internasional.
“Saatnya budaya kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan tampil megah di panggung dunia. Inilah cara kita menjadikan Bogor Istimewa sebagai aksi nyata, bukan sekadar slogan,” tutupnya dengan penuh semangat.
Dengan visi yang jelas dan langkah konkret, Jaker Kabupaten Bogor berharap dapat membuktikan bahwa budaya bukan hanya soal masa lalu.
Tetapi juga masa depan yang penuh harapan dan peluang. “Mengutip kalimat Imam Ghazali, masa lalu adalah pelajaran, hari ini adalah kesempatan, dan esok adalah harapan.” tutupnya.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













