Publikbcara.com – Salah satu bentuk kebodohan paling akut yang sering kali terjadi di tengah masyarakat adalah ketika spiritualitas tidak berjalan seiring dengan realitas.
Ketimpangan ini menciptakan ruang bagi munculnya praktik-praktik yang tidak hanya merugikan, tetapi juga menyesatkan banyak orang.
Fenomena ini sering terlihat dalam bentuk pengagungan hal-hal mistis tanpa dasar yang jelas.
Dengan taklid buta, banyak orang menerima segala sesuatu yang bersifat klenik tanpa mempertanyakan kebenarannya.
Sayangnya, hal ini sering kali berujung pada kebohongan demi kebohongan yang memperdaya manusia.
Lebih dari itu, manusia menjadi objek komoditi yang menjanjikan bagi para pelaku klenik.
Dalam ketidaktahuan dan keputusasaan, banyak orang rela mengeluarkan uang, waktu, bahkan kepercayaan mereka untuk sesuatu yang sebenarnya tidak masuk akal.
Hal ini tentu mengkhawatirkan, karena selain merugikan secara materi, hal ini juga merusak pola pikir kritis dan pemahaman spiritual yang benar.
Membangun Sepiritualitas yang Rasional
Maka, penting bagi kita untuk membangun spiritualitas yang selaras dengan realitas.
Spiritualitas sejati tidak bertentangan dengan akal sehat dan logika. Justru, ia mengajarkan kita untuk berpikir kritis, mencari kebenaran, dan memahami makna kehidupan dengan cara yang lebih mendalam dan rasional.
Menghadapi tantangan ini, pendidikan dan literasi spiritual menjadi sangat penting.
Kita perlu mendorong masyarakat untuk memahami agama dan spiritualitas dengan pendekatan yang ilmiah dan penuh kesadaran.
Dengan begitu, kita bisa mencegah terjadinya penipuan dan eksploitasi yang mengatasnamakan klenik atau hal-hal mistis lainnya.
Pada akhirnya, kebodohan hanya bisa diatasi dengan ilmu dan kesadaran. Mari kita bersama-sama membangun masyarakat yang cerdas secara spiritual dan realistis dalam menyikapi kehidupan.
Hanya dengan cara inilah kita dapat mencegah manusia menjadi komoditi dan mengembalikan spiritualitas pada tempat yang seharusnya.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow
