Beranda News Bahlil Lahadalia: Isu Tiga Periode Jokowi Ibarat Kaset Rusak yang Tak Bermanfaat

Bahlil Lahadalia: Isu Tiga Periode Jokowi Ibarat Kaset Rusak yang Tak Bermanfaat

Publikbicara.com – Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, memberikan pernyataan tegas terkait isu penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode yang kerap dikaitkan dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.

Dalam acara Refleksi Akhir Tahun Partai Golkar di Kantor DPP Golkar, Selasa (31/12/2024), Bahlil membantah keras tudingan tersebut dan menyebutnya sebagai isu usang yang tak lagi relevan.

“Jadi nggak ada yang minta tiga periode. Itu omongan saya, coba dah dibuka file lama itu,” ujar Bahlil. Ia menegaskan bahwa isu tersebut hanyalah propaganda tanpa dasar yang terus diulang-ulang. Bahkan, ia mengibaratkan hal itu seperti “memutar kaset rusak” yang tidak membawa manfaat apa pun.

READ  Semangat Baru 2025: Langkah Awal Menuju Indonesia Emas 2045

Menurutnya, para pihak yang terus memainkan narasi ini seharusnya lebih bijak dalam menyampaikan gagasan.

“Jangan diputar kaset kotor dong, kaset rusak itu loh. Makanya pemimpin negara itu harus otaknya bersih,” tambahnya dengan nada tegas.

Bahlil juga menekankan bahwa Presiden Jokowi tidak pernah memiliki keinginan atau niat untuk memperpanjang masa jabatan presiden.

READ  IPM Indonesia 2024 Capai 75,02: Bukti Kemajuan Berkelanjutan

Sebaliknya, Jokowi telah berulang kali menyatakan komitmennya pada konstitusi yang membatasi masa jabatan presiden selama dua periode.

Pernyataan Bahlil ini sekaligus menjadi pengingat bagi para elite politik untuk fokus pada isu-isu strategis yang lebih relevan bagi bangsa.

“Kita ini harusnya membahas hal-hal yang bermanfaat bagi rakyat, bukan terus-terusan membuang energi pada isu yang sudah jelas tidak benar,” pungkasnya.

READ  Melawan Kebodohan: Sepiritualitas yang Tidak Selaras dengan Realitas Adalah Ketimpangan Kesadaran

Dengan sikap tegas ini, Bahlil berharap semua pihak dapat berhenti menyebarkan narasi yang tidak berdasar dan mulai membangun diskusi yang konstruktif demi kemajuan Indonesia.***

Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow

Artikulli paraprakSemangat Baru 2025: Langkah Awal Menuju Indonesia Emas 2045
Artikulli tjetërKejagung Respons Pernyataan Prabowo Soal Hukuman Harvey Moeis: “Pemikiran Filosofis”